Rupiah Melemah Pagi Ini di Tengah Potensi Kenaikan Bunga The Fed

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Petugas bank menghitung uang pecahan rupiah di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (22/11/2022). Bank Indonesia akan mengendalikan nilai tukar rupiah agar lebih menguat ke level Rp15.070 per dolar AS pada tahun 2023, sehingga implikasi pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih rendah yakni 4,37 persen (yoy) dibanding prognosa BI pada tahun 2022 yang sebesar 5,12 persen.
27/2/2023, 09.53 WIB

Inflasi inti PCE Januari, yang tidak menghitung kenaikan harga pangan dan energi, naik 0,6% secara bulanan dan 4,7% secara tahunan. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan pasar sebesar 0,5% dan 4,4%, serta di atas realisasi bulan sebelumnya baik secara bulanan maupun tahunan. Inflasi inti PCE ini merupakan komponen penting yang dipantau The Fed dalam menentukan arah kebijakannya.

Data ini mendukung indikasi bahwa inflasi tinggi dan pasar tenaga kerja yang masih ketat seperti data-data sebelumnya. Pasar tenaga kerja bulan lalu dilaporkan masih kuat dengan data non farm payroll (NFP) yang jauh di atas ekspektasi. Inflasi konsumen dan produsen juga masih di atas perkiraan sekalipun ada penurunan.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah imbas data inflasi PCE akhir pekan lalu. Rupiah diperkirakan melemah ke arah Rp 15.250, dengan potensi support di kisaran Rp 15.190 per dolar AS.

"Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS masih menunjukkan tren kenaikan yang artinya pasar masih berekspektasi tingkat suku bunga acuan AS akan kembali naik setelah rilis data inflasi core PCE," kata Ariston dalam catatannya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said