Pemerintah Indonesia secara resmi telah mendaftar keanggotaan BRICS. BRICS merupakan blok ekonomi yang beranggotakan negara-negara berkembang seperti Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.
Keterlibatan Indonesia dalam BRICS akan memperkuat kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan, memperluas akses pendanaan untuk pembangunan infrastruktur, mengurangi ketergantungan atas dolar Amerika Serikat (AS), serta adanya kolaborasi dalam bidang teknologi dan energi bersih.
Kerja sama ini memang cukup potensial karena anggota BRICS merupakan negara-negara berkembang besar dan berpotensi menjadi kekuatan ekonomi utama di dunia, karena memiliki populasi yang besar dan pasar yang berkembang pesat.
Menariknya, pertumbuhan ekonomi negara-negara anggota BRICS justru cukup beragam dan pertumbuhan tertinggi berasal dari India, Cina dan Ethiopia. Hal ini berdasarkan proyeksi ekonomi 2024 yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF).
Proyeksi Ekonomi Negara Anggota Tetap BRICS:
1. India
India diperkirakan akan mencapai pertumbuhan PDB sebesar 7% pada 2024, tertinggi di antara anggota BRICS. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor teknologi dan layanan, yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi India pada tahun ini.
2. Cina
IMF memperkirakan ekonomi Cina tumbuh 4,8% pada 2024, atau lebih rendah dari target pemerintah. Kemudian pertumbuhan ekonomi bakal turun menjadi 4,5% pada 2025, karena efek kebijakan ketat pada sektor properti dan konsumsi domestik yang melambat.
3. Brasil
Ekonomi Brasil diperkirakan bakal tumbuh sebesar 3% pada 2024, lebih lambat dibandingkan dengan Indonesia. Perlambatan ekonomi itu terjadi karena mendinginnya pasar tenaga kerja dan kebijakan moneter yang masih ketat.
4. Rusia
Pertumbuhan ekonomi Rusia diperkirakan mencapai 3,6% pada 2024, yang dipengaruhi oleh biaya militer yang besar, inflasi tinggi dan jumlah tenaga kerja yang terus berkurang. Ditambah, dengan sanksi internasional dan ketidakpastian geopolitik yang menjadi hambatan ekonomi.
5. Afrika Selatan
Dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 1,1%, Afrika Selatan memiliki tingkat pertumbuhan terendah di antara anggota BRICS. Faktor utama yang menghambat pertumbuhan adalah tantangan struktural dalam ekonomi, termasuk ketergantungan pada sektor pertambangan serta masalah infrastruktur listrik yang membatasi produktivitas.
6. Iran
IMF memperkirakan ekonomi Iran tumbuh 3,7% pada 2024, karena inflasi bakal turun. Selain itu, jumlah pengangguran diperkirakan bakal turun dari 8,1% pada 2023 menjadi 8% pada 2024. Angka-angka ini merupakan tanda bahwa ekonomi Iran benar-benar pulih dari dampak sanksi AS yang dijatuhkan pada tahun 2018, terutama yang menargetkan ekspor minyak Iran dan aksesnya ke layanan perbankan berbasis dolar di dunia.
7. Mesir
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Mesir pada 2024 sebesar 2,4%, atau turun dari tahun sebelumnya 3,8%. Hal ini disebabkan oleh krisis mata uang dan konflik yang sedang berlangsung di negara tetangga Gaza, yang telah berdampak buruk pada pariwisata dan pendapatan Terusan Suez.
8. Ethiopia
Sementara itu, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Ethiopia mencapai 6,1% pada 2024. Dalam hal ini, pemerintah mendorong pertukaran uang berbasis pasar untuk mengatasi tantangan ekonomi makso dan mengalihakn investasi dari sektor publik ke sektor swasta.
9. Uni Emirat Arab
IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi Uni Emirat Arab sebesar 4% pada 2024 dan meningkat menjadi 5,1% pada 2025 karena negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat, didorong sektor pariwisata, konstruksi dan, jasa keuangan.
10. Arab Saudi
IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Arab Saudi untuk kedua kalinya dalam tiga bulan sebagai akibat dari pemotongan produksi minyak oleh OPEC-plus. Sehingga pertumbuhan ekonomi Arab Saudi bakal menjadi 4% pada 2024.
Ekonomi RI dengan Negara BRICS
Secara keseluruhan, proyeksi pertumbuhan negara-negara BRICS memang menunjukkan variasi dengan rata-rata yang masih lebih tinggi dibandingkan beberapa negara G7, namun tidak semua negara BRICS memiliki proyeksi pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan Indonesia.
Secara umum, kondisi ekonomi negara-negara BRICS bervariasi, di mana India dan Cina menunjukkan ketahanan yang lebih baik dibandingkan Brasil dan Rusia yang masih berjuang atas dampak sanksi dan perlambatan ekonomi global.
Sebagai perbandingan, Indonesia memiliki proyeksi pertumbuhan ekonomi yang stabil pada kisaran 5%-5,1% untuk 2024. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu ekonomi yang lebih stabil di kawasan Asia Tenggara dan global, terutama di tengah melambatnya ekonomi beberapa negara BRICS.
Stabilitas ekonomi Indonesia didukung oleh permintaan domestik yang kuat, investasi yang meningkat, serta kebijakan yang berfokus pada reformasi ekonomi dan infrastruktur. Ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi berkembang dengan baik di tengah tantangan global.