Advertisement
Advertisement
Analisis | Formula Meredam Lonjakan Pasien Covid-19 di DKI Jakarta Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Formula Meredam Lonjakan Pasien Covid-19 di DKI Jakarta

Foto: Joshua Siringoringo/ Katadata/ Ilustrasi
Pemerintah menambah kapasitas tempat tidur di Wisma Atlet dan di 27 hotel untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 di Jakarta. Namun, hal ini tak cukup tanpa diiringi peningkatan tes dan pelacakan kontak pasien Covid-19.
Dimas Jarot Bayu
23 September 2020, 08.12
Button AI Summarize

Potensi masalah lainnya, adalah terbatasnya jumlah dokter yang akan mengawasi isolasi mandiri pasien Covid-19 di hotel. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta memiliki 11.365 dokter pada 2019. Jumlah ini paling banyak se-Indonesia. Rasionya 1 dokter dapat menangani 973 penduduk atau lebih tinggi dari standar  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang 1 dokter per 2.500 penduduk.

Meski demikian, jumlah tersebut tetap tak cukup menghadapi gelombang virus Corona. Tak heran, Pemprov DKI Jakarta telah menyatakan membutuhkan 1.000 tenaga kesehatan baru untuk menangani pasien Covid-19 sampai Desember 2020.

"Kebutuhan itu kami hitung baru dari permintaan RSUD dan RS vertikal. Sementara ada beberapa rumah sakit lain berproses mengajukan permintaan," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Balai Kota DKI, Kamis (3/9) melansir dari Tempo.co.

Dengan demikian, penambahan kapasitas tempat tidur isolasi tak bisa menjadi solusi tunggal. Karena, pada akhirnya pasien akan terus bertambah dan tempat tidur menjadi penuh. Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan, pemerintah perlu juga menekan laju penularan Covid-19 di Jakarta. Salah satu caranya dengan mendorong tes polymerase chain reaction (PCR).

Hingga Minggu (20/9), 56.357 orang di Jakarta telah menjalani tes PCR dalam sepekan terakhir. Jumlah tersebut telah melampaui standar WHO sebanyak 10.465 orang dalam sepekan.

Selain tes, Dicky meminta pemerintah meningkatkan upaya penelusuran kontak kasus positif di Jakarta. Berdasarkan data KawalCovid-19, rasio lacak isolasi di Jakarta baru sebesar 1,8. Idealnya, rasio lacak isolasi sebesar 30. Artinya, pelacakan kontak satu kasus positif terkonfirmasi bisa menjangkau 30 orang lainnya.

Dicky menilai perlu juga pengawasan ketat dalam pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. Ia meminta masyarakat  bisa disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

“Upaya itu harus dilakukan di atas fondasi strategi testing dan tracing yang optimal,” kata Dicky kepada Katadata.co.id, Senin (21/9).

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi