Advertisement
Advertisement
Analisis | Boleh Buka saat PSBB Transisi, Bioskop Bisa Bangkit? Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Boleh Buka saat PSBB Transisi, Bioskop Bisa Bangkit?

Foto: Joshua Siringo/Katadata
Pemprov DKI Jakarta akhirnya mengizinkan bioskop buka saat PSBB transisi. Namun, kebijakan ini masih sulit membangkitkan bisnis bioskop yang telah terpuruk selama pandemii Covid-19.
Andrea Lidwina
16 Oktober 2020, 12.29
Button AI Summarize

Salah satu protokolnya adalah jumlah penonton hanya boleh mencapai 25% dari kapasitas ruangan. Konsekuensinya terhadap okupansi penonton yang berkorelasi terhadap bisnis lain di bioskop, seperti penjualan makanan.

Masyarakat pun belum tentu mau berkunjung ke bioskop. Tercermin dari Survei JakPat terhadap 1.252 responden yang menyatakan 55,8% di antaranya masih enggan pergi ke mal selama pandemi Covid-19. Padahal, lokasi bioksop sebagian besar di mal.  

Masalah lain adalah ketersediaan film. Rumah produksi dalam negeri masih ragu menayangkan filmnya di bioskop lantaran penoton yang terbatas. Mereka enggan menanggung rugi jika biaya produksi tak tertutup penghasilan dari penonton.  Sementara, rumah produksi luar negeri juga masih menunda proses produksi dan rilis filmnya hingga tahun depan.

“Kita harus tunggu juga film-film ini mau diputar di mana karena filmnya tidak ada sekarang. Film tidak akan mau masuk kalau bioskop hanya buka 10-20 gedung,” kata Djonny, dikutip dari Kompas.com.

Hal serupa dikatakan Head of Sales and Marketing CJ CGV Cinemas Manael Sudarman. Melansir CNN Indonesia, menurutnya jika pembukaan kembali bioskop tidak menguntungkan secara bisnis, maka jaringan bioskop CGV mungkin akan melanjutkan tidur panjangnya.

Oleh karena itu, pembukaan bioskop pada masa PSBB transisi belum akan menjadi angin segar bagi pengelolanya. Meskipun, mungkin tetap ada masyarakat yang berkunjung. Terlebih, selama pandemi ini masyarakat juga semakin ramah dengan layanan streaming film dan video on demand. Inovasi bioskop terbuka atau drive-in-cinema juga mulai bermunculan yang semakin memperketat persaingan di bisnis ini.  

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi