Advertisement
Advertisement
Analisis | Harapan Baru Industri Otomotif Usai Pandemi Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Harapan Baru Industri Otomotif Usai Pandemi

Foto: Joshua Siringo Ringo/Katadata
Masyarakat masih khawatir menggunakan transportasi umum karena pandem belum meredai. Mayoritas orang pun berencana membeli kendaraan pribadi, khususnya mobil bekas.
Dimas Jarot Bayu
3 Desember 2020, 08.07
Button AI Summarize

Pengemudi angkot/mikrolet yang memakai masker pun hanya sebesar 59,62%. Lalu, 57,58% pengemudi bus/mikro bus/perahu yang melakukannya. Sementara sudah hampir seluruh pengemudi ojek dan taksi yang melakukan protokol ini, yakni masing-masing 96,06% dan 98%.

Dari sisi penumpang, kepatuhan menggunakan masker sudah lebih dari 90% di semua jenis transportasi dalam survei. Penumpang mikrolet 96,64%, bus/mikro bus/perahu 96,73%, dan kereta 97,87%.   

Kemudian, ojek yang menggunakan sekat pembatas antara penumpang dengan pengemudi hanya sebesar 40,92%. Sedangkan taksi yang melakukan hal sama hanya sebesar 55,85%.

Tak heran 53,1% masyarakat mengaku berencana membeli mobil dalam kurun waktu enam bulan setelah produksi vaksin terlaksana. Namun, tak semuanya berencana membeli mobil baru. Sebanyak 55,7% mengaku berencana membeli mobil bekas.

Permintaan mobil bekas di platform daring saat ini sudah meningkat signifikan. Carsome misalnya, mencatat peningkatan penjualan mobil bekas hingga 300% sejak awal tahun (year to date/ytd) hingga kuartal III/2020. Platform jual-beli mobil Carro juga mencatat lonjakan permintaan mobil bekas bersertifikat hingga 600%.

Membeli mobil bekas menjadi pilihan sebagian besar masyarakat karena pendapatan mereka menurun saat pandemi corona. Hasil survei Inventure mencatat pendapatan 67,6% responden menurun saat pandemi. Sisanya, 28,4% menyatakan pendapatannya tetap dan 4% naik.

Survei perusahaan riset Ipsos pada September 2020 juga mencatat pendapatan 74% masyarakat Indonesia menurun akibat pandemi. Secara rinci, 15% responden menyatakan pendapatannya berkurang 10%. Lalu, 21% mengaku pendapatannya berkurang 10-20%. Sebanyak 25% mengaku pendapatannya berkurang 20-50%. Dan, 13% mengaku pendapatannya berkurang lebih dari 50%.

Survei ini mencatat hanya 21% responden yang pendapatannya tak berubah selama pandemi. Begitu juga hanya 4% yang mengaku pendapatannya meningkat.

Berkaca kepada data-data tersebut, peluang perusahaan otomotif menggaet pembeli usai pandemi bisa semakin besar bila menyertakan diskon dalam promosi. Dengan begitu, masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan tetap dapat menjangkau mobil baru.

Pemerintah pun perlu segera mendistribusikan vaksin setelah berhasil melewati uji klinis dan produksi. Mengingat, masyarakat masih memakai vaksin sebagai patokan untuk kepastian ekonomi yang mendorong mereka membeli mobil. Di samping itu mesti pula mempercepat realisasi program-program pemulihan ekonomi untuk dapat membantu masyarakat memulihkan pendapatan. 

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi