Advertisement
Advertisement
Analisis | Pandemi Covid-19 Pengaruhi Kualitas Hidup Rakyat Indonesia Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Pandemi Covid-19 Pengaruhi Kualitas Hidup Rakyat Indonesia

Foto: Joshua Siringo Ringo/Katadata
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia hanya naik 0,03% pada 2020 dibandingkan tahun lalu. Hal ini terpengaruh anjloknya komponen pengeluaran per kapita akibat melemahnya ekonomi nasional.
Dwi Hadya Jayani
18 Desember 2020, 16.33
Button AI Summarize

Riset Wahana Visi Indonesia berjudul Pandemi Covid-19 dan Pengaruhnya terhadap Anak Indonesia: Sebuah Penliaian Cepat untuk Inisiasi Pemulihan Awal menemukan sejumlah kendala anak mengikuti pembelajaran selama pandemi. Sebanyak 37% anak mengaku tidak bisa mengatur waktu belajar, 30% anak kesulitan memahami mata pelajaran, dan 21% anak tidak memahami instruksi guru.

Masalah pendidikan lain yang tercatat dalam riset tersebut adalah potensi anak putus sekolah akibat menurunnya pendapatan orang tua saat pandemi. Agar tetap mampu bertahan, mereka melakukan strategi ekstrem, termasuk 3,6% yang mengaku merelakan anaknya bekerja. Langkah ini lah yang berpotensi besar membuat anak putus sekolah.  

Riset Yusof Ishak Institute berjudul Teaching and Learning During School Closure: Lesson From Indonesia, menemukan hanya separuh guru yang terlibat pembelajaran jarak jauh mau menyesuaikan kurikulum dengan level belajar siswa. Hal ini menyebabkan banyak siswa kehilangan kesempatan memahami pengetahuan dasar yang penting untuk jenjang pendidikan selanjutnya dan menurunkan kualitas pendidikan karakter.  

Komponen terakhir adalah umur harapan hidup saat lahir (UHH) yang meningkat 0,13 tahun dibandingkan 2019 menjadi 71,47 tahun pada 2020. Artinya, peluang hidup masyarakat Indonesia hanya sampai usia 72 tahun. Pertumbuhan ini cenderung stagnan jika dibandingkan 2018 ke 2019 yang meningkat 0,14 tahun.

UHH berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan dan kesehatan. Semakin sejahtera dan terpenuhi akses kesehatan penduduk sebuah wilayah, angka UHH akan semakin tinggi. Dengan begitu, pemenuhan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat negeri ini selama tiga tahun ke belakang cenderung stagnan.

Khusus pemenuhan kesehatan, pandemi Covid-19 membuatnya semakin berat. Hal ini lantaran banyak masyarakat yang terinfeksi demam jenis baru ini. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, hingga 16 Desember 2020, total pasien positif sebanyak 636,2 ribu orang dengan 19,2 ribu di antaranya meninggal dunia.  

Ditambah pula tes PCR Covid-19 yang lambat oleh pemerintah. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, per Oktober 2020 tes PCR Covid-19 Indonesia baru mencapai 82,51% dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Satu hal yang juga menunjukkan Indonesia belum siap menghadapi pandemi secara infrastruktur kesehatan.

Berkaca kepada seluruh data tersebut di atas, penting bagi pemerintah untuk meningkatkan perekonomian, pendidikan, dan kesehatan selepas pandemi Covid-19. Khususnya di wilayah Luar Jawa yang selama ini masih tertinggal, seperti Papua dan Papua Barat.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi