Advertisement
Advertisement
Analisis | Keraguan Masyarakat Menyambut Vaksinasi Covid-19 Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Keraguan Masyarakat Menyambut Vaksinasi Covid-19

Foto: 123RF
Masyarakat percaya pemerintah mampu menyediakan vaksin Covid-19. Namun, sebagian masyarakat masih meragukan efektivitas dan keamanan vaksin tersebut.
Dwi Hadya Jayani
29 Desember 2020, 08.30
Button AI Summarize

Hal tersebut selaras dengan menurunnya kepercayaan publik terhadap keamanan vaksin dari pemerintah dalam survei SMRC. Dalam survei periode 9-12 Desember 2020, baru 61% masyarakat yang mengaku percaya terhadap keamanan vaksin Covid-19 dari pemerintah. Namun pada survei periode 16-19 Desember menurun menjadi hanya 53% yang menyatakan demikian.

Serupa, penurunan persentase terjadi pada persepsi kepercayaan publik bahwa vaksin dari pemerintah bisa menciptakan imunitas. Dalam survei SMRC 9-12 Desember 2020, sebanyak 59% publik yang memercayai vaksin dari pemerintah bisa menciptakan imunitas. Namun, dalam survei SMRC 16-19 Desember 2020, persentasenya turun jadi 51%.

Selain itu, persepsi masyarakat terhadap keamanan dan efektivitas vaksin berdasar asal impornya pun masih di kisaran 30%. Kepercayaan tertinggi pada vaksin asal Tiongkok, yakni 37% masyarakat yang memepercayainya dalam survei SMRC.

Sementara, berdasarkan hasil survei Kemenkes, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan UNICEF pada November 2020, alasan utama masyarakat menolak vaksinasi Covid-19 adalah khawatir terhadap keamanan (30%), tidak yakin vaksin efektif (22%), dan tidak percaya vaksin (13%).

Seluruh hasil survei tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk lebih meyakinkan masyarakat terhadap kualitas vaksin yang tersedia. Terlebih sampai saat ini belum satupun vaksin yang mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Khusus vaksin Sinovac dari Tiongkok, tingkat efektivitasnya pun masih simpang siur. Melansir Bloomberg, hasil riset di Brazil menyatakan tingkat efektivitas vaksin Sinovac lebih dari 50%. Namun, belum dapat dipastikan angka pastinya.

“Kami tidak tahu seberapa besar tepatnya efektivitas di atas 50% ini (vaksin). Bisa saja 60%, 70%, atau 80%,” kata Sekretaris Kesehatan Sao Paulo Jean Gorinchteyn.

Hasil berbeda datang dari Turki. Uji klinis di negara tersebut mendapati tingkat efektivitas vaksin Sinovac mencapai 91,25%. Namun, uji klinis ini hanya berdasarkan 29 kasus yang belum cukup memadai untuk menjadi kesimpulan.

Demi meyakinkan masyarakat mau menerima vaksinasi, Presiden Jokowi telah menyatakan akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19. Pernyataan ini disampaikannya pada 16 Desember 2020 lalu, saat mengumumkan penggratisan vaksin bagi seluruh penduduk Indonesia. 

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi