Advertisement
Advertisement
Analisis | Potensi Bisnis Pesan-Antar Makanan Daring Makin Besar Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Potensi Bisnis Pesan-Antar Makanan Daring Makin Besar

Foto: Joshua Siringo Ringo/Katadata
Nilai pasar layanan pesan-antar makanan daring di Indonesia berpotensi mencapai US$ 16 miliar atau setara Rp 225,6 triliun pada 2025. Ini membuka peluang bermunculannya para pemain baru di sektor tersebut.
Dwi Hadya Jayani
22 Januari 2021, 09.11
Button AI Summarize

“Mitra pengemudi akan mengantarkan makanan dan/atau minuman dari penjual, baik berpartisipasi sebagai penjual yang terdaftar pada Shopee ataupun tidak kepada pelanggan,” tulis Shopee dalam situs resminya.

Katadata.co.id mencoba mengonfirmasi terkait hal itu ke Shopee. Namun, hingga berita ini ditulis belum ada tanggapan resmi dari Shopee. Terlepas dari ihwal iklan mencari mitra pengemudi yang belum terang, Shopeefood tetap potensial untuk berkembang di dalam negeri dan semakin meramaikan persaingan sektor jasa layanan pesan-antar makanan daring.

(Baca Juga: Peluang Merger Dua Unicorn Indonesia)

Bagaimanapun, Shopee telah kokoh sebagai merek dan memiliki pasar besar di Indonesia. Berdasarkan data Iprice, pengunjung Shopee tertinggi di antara platform e-dagang lain di negeri ini pada kuartal III-2020 dengan 96,5 juta kunjungan per bulan.

Dengan strategi yang tepat, Shopee sangat mungkin menyelaraskan pasarnya saat ini untuk Shopeefood. Jika itu terjadi, maka menjadi tantangan besar bagi Grab dan Gojek sebagai duo Goliath sektor bisnis jasa layanan pesan-antar makanan daring.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad berpendapat perlu pemberian harga menarik kepada konsumen dan efisiensi internal untuk menurunkan biaya (cost) dala persaingan di sektor jasa layanan pesan-antar makanan daring.

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira pun menyatakan pendapat serupa. Ia pun menekankan pentingnya mengembangkan jumlah mitra penjual (merchant). Tren cloud kitchen menurutnya bisa membuka peluang sebuah platform layanan pesan-antar makanan daring meningkatkan jumlah mitra penjual.

“Semakin banyak jumlah merchant, maka tingkat GMV-nya semakin besar,” kata Bhima kepada Katadata.co.id.

Selain itu, kata Bhima, perusahaan juga harus menjadi first mover atau mengawali untuk menjangkau daerah dengan penetrasi layanan pesan-antar makanan daring yang rendah.

“Caranya, kerja sama dan pemasaran dengan pihak warung atau restoran,” kata Bhima.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi