Advertisement
Advertisement
Analisis | Ketimpangan Ekonomi di Jakarta Melebar Akibat Pandemi Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Ketimpangan Ekonomi di Jakarta Melebar Akibat Pandemi

Foto: Ilustrasi: Joshua Siringoringo/ Katadata
Rasio gini di DKI Jakarta per September 2020 meningkat menjadi 0,400. Angka tersebut lebih tinggi daripada rasio gini nasional yang sebesar 0,385.
Author's Photo
1 Maret 2021, 10.52
Button AI Summarize

Salah satu pengangguran baru di Jakarta akibat pandemi Covid-19 adalah Nurul Afifah (31). Ia sebelumnya bekerja penuh waktu di salah satu perusahaan penyedia jasa akomodasi di Jakarta. Namun, pada Juni lalu kantornya memberlakukan efisiensi pegawai dan ia menjadi korban.

Kini, Nurul berjualan makanan secara daring. Meskipun, menurutnya saat dihubungi Katadata.co.id pada 24 Februari 2021 lalu, penghasilan dari berjualan jauh lebih kecil ketimbang saat menjadi pegawai.    

Ketimpangan ekonomi yang melebar ini, terjadi beriringan dengan peningkatan inflasi dan garis kemiskinan di Jakarta. Inflasi Jakarta tercatat sebesar 1,04% per September 2020 berdasarkan catatan BPS Jakarta, naik 0,01% dari bulan sebelumnya.

Peningkatan pun terus terjadi sampai akhir tahun lalu. Secara berturut-turut adalah 1,05% pada Oktober 2020, 1,32% pada November 2020, dan 1,59%, pada  Desember 2020. Inflasi yang terus meningkat menunjukkan semakin tingginya harga barang.

Lalu, garis kemiskinan yang merupakan standar pengeluaran minimum masyarakat agar tak termasuk dalam kategori miskin juga meningkat. Pada September 2020 garis kemiskinan tercatat sebesar Rp 683.338 ribu, lebih tinggi 3,01% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Sumbangan garis kemiskinan terbesar per September 2020 dari makanan, yakni 68,46%. Sementara pengeluaran bukan makanan menyumbang 31,54%. Data ini juga menunjukkan bahwa harga makanan semakin tinggi selama pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat semakin susah untuk menjangkaunya.  

Akibatnya, jumlah masyarakat miskin di Jakarta meningkat. BPS Jakarta mencatat persentase penduduk miskin mencapai 4,69% dari total populasi per September 2020 atau setara 496,84 ribu orang. Lebih tinggi 1,27% dibanding September 2019 yang sebesar 3,42%.

Cara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatasi guncangan ekonomi saat pandemi yang mengakibatkan ketimpangan, salah satunya dengan memberi bantuan sosial tunai kepada 1.055.216 keluarga penerima manfaat. Sekretaris Bank DKI Herry Djufraini yang menjadi penanggung jawab penyaluran menyatakan, 90,92% dari total penerima telah mendapatkan bantuan tersebut per 20 Februari 2021.

Bantuan tersebut sebesar Rp 300 ribu tiap keluarga per bulan. Bantuan aan diberikan selama empat bulan dari Januari-April 2021. “Penyaluran dilakukan maksimal 500 penerima per hari,” kata Herry dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/1).  

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi