Advertisement
Advertisement
Analisis | Alarm Bahaya Perubahan Iklim dari Siklon Tropis di Indonesia Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Alarm Bahaya Perubahan Iklim dari Siklon Tropis di Indonesia

Foto: Ilustrasi: Joshua Siringo ringo/ Katadata
Indonesia merasakan dampak perubahan iklim, yakni naiknya suhu permukaan laut. Alhasil, semakin sering badai tropis terjadi di kawasan khatulistiwa. Jika tidak diantisipasi, siklon tropis ini dapat menyebabkan bencana banjir atau tanah longsor.
Andrea Lidwina
8 April 2021, 07.46
Button AI Summarize

Siklon tropis akan terbentuk di atas lautan luas yang memiliki suhu permukaan air lebih dari 26,5oC. Masa hidupnya berkisar antara 3-18 hari, kemudian melemah hingga punah ketika bergerak menuju perairan dengan suhu dingin atau daratan. Jika siklon tropis semakin sering terjadi, bahkan di wilayah tropis seperti Indonesia, artinya suhu permukaan air laut terus meningkat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan kenaikan suhu tersebut disebabkan oleh pemanasan global dan perubahan iklim. Menurutnya, fenomena ini perlu dimitigasi agar siklon tropis dan potensi dampaknya tidak terjadi setiap tahun. “Hal ini menunjukkan memang dampak perubahan iklim global harus benar-benar segera kita antisipasi,” katanya, seperti dikutip dari Antara.

BMKG pernah menghitung kejadian siklon tropis di Indonesia dari 1950-1960 hingga 2005-2006 untuk melihat pola atau musimnya. Di sebelah selatan, siklon tropis paling sering terjadi pada Januari-Maret (21-23%), sedangkan hampir tidak ada kejadian selama Juni-September. Di sebelah utara, siklon tropis justru banyak terjadi pada Juli-Oktober (15-20%) dan paling sedikit tercatat pada Januari-April (1-2%).


 Saat menerjang daratan NTT, siklon tropis Seroja berkecepatan 110 km/jam. Kecepatan badai itu meningkat drastis dibandingkan saat terbentuk yang 85 km/jam. BMKG memprediksi kecepatannya bisa bertambah menjadi 130 km/jam, tetapi akan bergerak ke arah baran dan kian jauh dari Indonesia setelah 7 April 2021. “Siklon ini sudah semakin menjauhi Indonesia. Meski kecepatan semakin tinggi, dampak semakin melemah,” kata Dwikorita.

Biro Meteorologi (BOM) Australia Barat pun sudah membuat peringatan dini mengenai siklon tropis Seroja. Belum ada potensi bencana saat ini, tapi hujan dan angin kencang diperkirakan terjadi pada 8 April 2021. BOM juga tengah mengamati bibit siklon tropis lain, yakni 23U, yang kemungkinan akan bertemu dengan siklon tropis Seroja.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira