Advertisement
Advertisement
Analisis | Tanda-tanda Pemicu Gelombang Kedua Covid-19 di Indonesia Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Tanda-tanda Pemicu Gelombang Kedua Covid-19 di Indonesia

Foto: Ilustrasi: Joshua Siringo Ringo/ Katadata
Gelombang kedua Covid-19 di India berpotensi terjadi di Indonesia. Kementerian Kesehatan mencatat sejumlah indikasi yang berpotensi memicu lonjakan kasus positif. Ketaatan protokol kesehatan menjadi kunci pencegahan penularan Covid-19.
Dimas Jarot Bayu
4 Mei 2021, 12.54
Button AI Summarize

Contoh dari meningkatnya mobilitas masyarakat ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang sudah berani berbelanja ke Pasar Tanah Abang, Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang hampir 200% dari kapasitasnya pada Sabtu, 1 Mei 2021.

“Hari Sabtu  terjadi lonjakan jumlah pengunjung dari sebelumnya 35 ribu jadi 87 ribu. Hari ini (Minggu, 2 Mei 2021) diperkirakan mencapai 100 ribu pengunjung," kata Anies di Pasar Tanah Abang pada Minggu, 2 Mei 2021, seperti dikutip dari Antara.

Sebaliknya, persentase warga yang memakai masker terus mengalami penurunan dalam sebulan terakhir. Data Satgas Penanganan Covid-19 per 4 April 2021 mencatat, terdapat 88,11% warga yang memakai masker saat keluar rumah. Pada 25 April 2021, persentasenya menurun menjadi 86,55%.

Hal serupa terjadi terhadap kepatuhan warga dalam menjaga jarak. Pada 4 April 2021, warga yang patuh menjaga jarak tercatat sebesar 86,85%. Persentasenya turun menjadi 84,77% pada 25 April 2021.

Sementara, progres vaksinasi di Indonesia mulai melambat lantaran pasokannya yang semakin terbatas. Jumlah orang yang disuntik vaksin untuk dosis pertama setiap harinya tak pernah lebih dari 250 ribu dalam tiga pekan terakhir. Begitu pula dengan jumlah orang yang disuntik vaksin untuk dosis kedua.

Persoalan makin pelik lantaran varian baru corona B.1.617 telah terdeteksi di Indonesia. Varian mutasi ganda asal India ini diketahui lebih cepat menular dibandingkan jenis lainnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sudah ada dua orang yang tertular varian corona B.1.617 di Jakarta. Selain itu ada 13 orang yang terkena varian B.1.1.7 dari Inggris.

“Kemudian ada satu insiden untuk mutasi dari Afrika Selatan yang masuk. Itu yang ada di Bali,” kata Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin, 03 Mei 2021.

Guna mengantisipasi adanya lonjakan corona, Budi meminta masyarakat meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Menurutnya, hal tersebut merupakan cara terbaik untuk bisa mencegah corona pada saat ini.

“Apa pun virusnya, apa pun mutasinya, kalau kita disiplin protokol kesehatan harusnya penularan tidak terjadi. Itu sebabnya kenapa saya akan terus-menerus mengingatkan bawa disiplin protokol kesehatan itu harus dijalankan oleh kita semua,” kata Budi.

Budi pun menilai proses pemeriksaan dan pelacakan kontak erat kasus corona akan semakin disiplin dilakukan. Ini diperlukan agar isolasi terhadap kasus corona bisa cepat dilakukan, sehingga tak menular kepada orang lain yang sehat.

Adapun terkait vaksinasi, Budi berharap prosesnya bisa semakin cepat ke depan. Menurutnya, Indonesia sudah mendapatkan 3,8 juta dosis vaksin AstraZeneca dari skema GAVI.

Rencananya, pemerintah kedatangan 1,8 juta dosis vaksin AstraZeneca dari GAVI dalam waktu dekat. Alhasil, total vaksin AstraZeneca yang akan diterima Indonesia mencapai 5,6 juta sepanjang Mei 2021.

“Kemudian, rencananya Biofarma akan memproduksi sekitar 18 juta vaksin Sinovac untuk bulan ini,” katanya.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira