Advertisement
Advertisement
Analisis | Mengapa Kasus Covid-19 Melonjak di Kudus? Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Mengapa Kasus Covid-19 Melonjak di Kudus?

Foto: Joshua Siringo Ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Kudus jadi salah satu episentrum lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pasca-Idul Fitri. Setidaknya ada dua faktor utama penyebabnya, yaitu vaksinasi dan kota tujuan ziarah.
Annissa Mutia
18 Juni 2021, 08.25
Button AI Summarize

“Tidak disiplin karena menganggap setelah divaksin, bisa anti-virus. Padahal vaksinasi hanya meningkatkan antibodi supaya seandainya terpapar, tidak ada gejala berat,” ujarnya.

Ketiga, munculnya varian baru virus corona yang masuk ke Indonesia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah telah memeriksa 1.989 sampel per 13 Juni.

Dalam penelitian tersebut, ditemukan 28 dari 34 sampel atau sekitar 82 persen, merupakan varian Delta (B.1.617) yang pertama kali terdeteksi di India. Sampel tersebut salah satunya berasal dari Kudus. Varian baru Covid-19 tersebut memiliki penyebaran yang lebih masif.

Beban Fasilitas dan Tenaga Kesehatan

Lonjakan kasus Covid-19 menyebabkan beban fasilitas kesehatan meningkat. Tingkat keterisian ruang isolasi rumah sakit di Kudus sudah mencapai 83%, sedangkan keseluruhan Jawa Tengah sebesar 70%. Bahkan, berdasarkan Pemkab, empat rumah sakit di Kudus tingkat keterisiannya sudah 100%.

Pemkab Kudus menargetkan adanya tambahan 250-an tempat tidur di ruang isolasi khusus maupun ICU untuk pasien Covid-19. Lebih lanjut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo mengatakan, pihaknya juga meminta rumah sakit rujukan pasien Covid-19 untuk menambah hingga 750-an tempat tidur.

Kendati demikian, penambahan ruangan itu membutuhkan tambahan tenaga kesehatan (nakes). Padahal banyak nakes yang terpapar Covid-19. Kemenkes telah memberikan bantuan sebanyak 81 orang nakes terdiri atas perawat, analis, dokter, hingga dokter spesialis. Bantuan ini, kata Badai, masih jauh dari kebutuhan riil di lapangan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun telah meminta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengirimkan dokter ke wilayah tersebut. Hasilnya, sebanyak 38 orang dokter serta 70 perawat akan dikirim ke lokasi.

Selain itu, pemerintah mengirimkan 50 ribu antigen ke Kabupaten kudus untuk memacu tes dan penelusuran. Kemenkes juga mengirimkan mobil tes polyemerase chain reaction (PCR) dari Yogyakarta.

Pemkab Kudus memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Dalam hal ini Pemkab menggandeng TNI untuk meningkatkan disiplin warga menerapkan protokol kesehatan.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira