Advertisement
Advertisement
Analisis | Beda Nasib Lonjakan Kasus Covid-19 di Inggris dengan Indonesia Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Beda Nasib Lonjakan Kasus Covid-19 di Inggris dengan Indonesia

Foto: Joshua Siringo Ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Inggris dan Indonesia sama-sama mengalami lonjakan kasus Covid-19 akibat merebaknya varian Delta sejak awal Juni lalu. Bedanya, Inggris mampu mengurangi tingkat keparahan pasien, sehingga jumlah kematiannya minim. Sedangkan Indonesia beberapa kali mencetak rekor kematian.
Andrea Lidwina
29 Juli 2021, 07.58
Button AI Summarize

Melansir Reuters, epidemiolog dari Imperial College Neil Ferguson mengatakan, pandemi di Inggris bisa berakhir dalam hitungan bulan seiring percepatan vaksinasi. Efek dari vaksinasi tersebut signifikan mengurangi perawatan di rumah sakit dan kematian.

Program Vaksinasi di Indonesia

Sementara itu, vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih berjalan stagnan. Rasio pemberian dosis harian bertahan di kisaran 1.000 dosis per satu juta penduduk sejak Januari 2021. Angka ini baru meningkat menjadi 2-3 ribu dosis per satu juta penduduk pada pertengahan Juni 2021.

Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan stok vaksin yang terbatas dan distribusi yang belum merata menjadi penghambat percepatan vaksinasi di dalam negeri.

“Permasalahan sebenarnya adalah karena memang vaksinnya belum datang semua. Kita butuh vaksin 426 juta dosis. Yang kita terima sampai saat ini 130 juta dosis,” katanya, seperti dikutip dari Antara.

Kemudian, sebanyak 50% dari jumlah dosis vaksin yang dimiliki Indonesia didistribusikan ke Jawa dan Bali seiring terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Ini mendorong percepatan vaksinasi di beberapa provinsi, seperti Bali yang sudah mencakup 88,4% dari target sasaran dan DKI Jakarta 84,6%.

Dosis vaksin sisanya diperebutkan oleh 27 provinsi lain, yang menjadi salah satu penyebab cakupan vaksinasi masih rendah. Misalnya, Lampung yang cakupannya baru sebesar 9% dari target sasaran dan Maluku Utara 11,4%. Adapun, pengiriman vaksin ke layanan kesehatan di daerah disesuaikan dengan laporan stok dan laju pemberian vaksin di sana.

Nadia memperkirakan Indonesia akan menerima 35-40 juta dosis vaksin Covid-19 pada Agustus 2021, yang terdiri dari Sinovac, AstraZeneca, Pfizer/BioNTech, dan Novavax. Penambahan ini diharapkan mampu mempercepat program vaksinasi dan mengimbangi animo masyarakat terhadap vaksin seiring terjadinya lonjakan kasus, terutama di luar Jawa dan Bali.

Vaksin Covid-19 memang tidak menghindarkan masyarakat dari infeksi virus tersebut. Namun, gejala infeksi pada penerima vaksin akan lebih ringan, juga mengurangi potensi dirawat di rumah sakit dan risiko kematian. Tak hanya itu, virus corona juga lebih sulit menular dari orang yang sudah divaksin ke orang-orang di sekitarnya.

Karena itu, Indonesia perlu segera mempercepat dan meratakan distribusi vaksin ke seluruh provinsi. Ini penting untuk melandaikan kurva kasus baru dan kematian, seperti yang sudah terjadi di Inggris, serta mengakhiri pandemi dan pembatasan aktivitas masyarakat.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira