Advertisement
Advertisement
Analisis | Titik Rawan Pedagang Pasar Terinfeksi Covid-19 Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Titik Rawan Pedagang Pasar Terinfeksi Covid-19

Foto: Joshua Siringo Ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Pasar salah satu lokasi rawan penularan Covid-19. Rendahnya penerapan protokol kesehatan dan maraknya hoaks seputar vaksinasi menyebabkan pedagang pasar rentan terinfeksi corona. Padahal pedagang termasuk kelompok prioritas penerima vaksin.
Dimas Jarot Bayu
25 Agustus 2021, 10.53
Button AI Summarize

Masih rendahnya populasi pedagang yang divaksinasi lantaran banyak yang meragukan program ini. Misalnya terdapat 17,5% pedagang yang ragu atas keamanan vaksin. Sebanyak 1% di antaranya pun menyatakan tidak setuju bahwa vaksin corona aman bagi tubuh manusia.

Ada pula 23,8% pedagang yang ragu-ragu terhadap efektivitas vaksin. Mereka yang tak setuju dengan efektivitas vaksin corona mencapai 1,9%.

Masih adanya keraguan lantaran banyaknya hoaks yang berkembang. Beberapa hoaks yang pernah terdengar di antara pedagang pasar, antara lain vaksin tidak halal (62,4%), membuat daya tahan tubuh lemah dan mudah sakit (44,8%), mengandung magnet (25,4%).

Ada pula hoaks bahwa vaksin berisikan cip atau alat pemantau (23,8%), meningkatkan stamina pada pria (17,5%), membuat mandul (17%). Sebanyak 13,3% pedagang pasar juga pernah mendengar hoaks soal vaksin mengandung bahan pengawet, seperti boraks dan formalin. 

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengakui jika hoaks terkait corona dan vaksinasi masih beredar luas di pasar.  Persoalan itu muncul lantaran masih kurangnya sosialisasi tentang bahaya corona dan vaksinasi.

Ketua Bidang Infokom Ikappi Muhammad Ainun Najib mengatakan, sosialisasi biasanya hanya dilakukan sebanyak 1-2 kali di setiap pasar. “Makanya hampir seluruh hoaks itu termakan oleh pedagang,” kata Ainun kepada Katadata.co.id.

Atas dasar itu, dia menilai sosialisasi terkait bahaya corona dan vaksinasi perlu lebih digencarkan. Vivi pun menyatakan pentingnya sosialisasi dan upaya melawan berbagai hoaks tersebut untuk menekan laju penularan corona di pasar.

“Kita harus memberikan mereka informasi yang betul terkait corona dan vaksin,” kata Vivi.

Menurutnya, sosialisasi terhadap pedagang pasar tak bisa hanya dilakukan melalui media massa. Sebab, para pedagang pasar tidak menerima informasi terkait corona dari kanal tersebut.

Sebanyak 73,7% pedagang pasar menerima informasi terkait corona melalui media sosial, lalu media massa sebesar 43,9%. Kemudian, ada 36,9% pedagang pasar yang mendapatkan informasi lewat grup Whatsapp.

“Jadi harus ada kampanye yang menjangkau mereka sesuai dengan media yang mereka gunakan,” katanya.

Katadata telah melakukan kampanye untuk menyajikan informasi terkait corona dan vaksin kepada pedagang pasar di seluruh Indonesia sejak Maret 2021. Kampanye tak hanya melalui media massa, tapi juga media sosial dan grup Whatsapp yang isinya para koordinator dan pengelola pasar.

Upaya tersebut dilakukan dengan menggandeng Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo). Asosiasi ini beranggotakan lebih 10 juta pedagang pasar yang terbagi atas enam regional dan mencakup total 412 kabupaten dan kota. 

--------------

Artikel ini telah direvisi di bagian pedagang pasar yang terinfeksi corona. Data yang benar adalah 51,5% pasar yang pedagangnya telah terinfeksi corona, bukan 51,5% pedagang di pasar. Atas kekeliruan ini, redaksi Katadata.co.id meminta maaf.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira