Advertisement
Advertisement
Analisis | Masyarakat Makin Sadar Bahaya Hoaks Covid-19 Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Masyarakat Makin Sadar Bahaya Hoaks Covid-19

Foto: Joshua Siringo-ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Kesadaran masyarakat terhadap bahaya hoaks vaksin meningkat setelah diri atau lingkungan terdekatnya terpapar Covid-19. Kini mayoritas orang menyaring terlebih dulu berita yang diterima sebelum disebarkan kembali di media sosial.
Cindy Mutia Annur
6 Januari 2022, 18.43
Button AI Summarize

Ada sejumlah alasan mengapa masyarakat menjadi lebih sadar tentang bahaya hoaks vaksinasi Covid-19. Pertama, yakni karena hoaks vaksin Covid-19 dapat merugikan diri sendiri dan orang lain dari. Padahal, vaksinasi dapat melindungi diri dan orang sekitar dari penularan virus corona.

Kedua, masyarakat semakin memiliki pengetahuan yang baik terkait vaksin. Terlihat dari survei KIC, Google Initiative, dan Asparindo yang menunjukkan bahwa banyak manfaat yang diperoleh dengan vaksinasi.

Misalnya, makin banyak orang yang divaksin, maka makin sulit virusnya tersebar. Lalu, vaksin mengandung virus yang tidak berbahaya untuk membentuk antibodi.

Ketiga, semakin banyak masyarakat yang sudah sadar pentingnya menerapkan prinsip “saring sebelum sharing” berita atau informasi di media sosial. Sebanyak 57,6% responden mengatakan memeriksa kebenaran berita terlebih dahulu, baru kemudian meneruskan jika informasi itu penting.

Kemudian, sebanyak 26,1% responden mengatakan langsung mengoreksi atau memberitahu pengirim berita jika itu adalah berita hoaks. Sementara, sebanyak 13,9% responden diam saja atau tidak melakukan apa pun, diikuti oleh langsung meneruskan penyebaran berita supaya orang lain waspada walaupun tidak sepenuhnya benar (2%), dan memeriksa kebenarannya tapi tidak menyebarkannya (0,4%).

Umumnya, masyarakat memeriksa kebenaran berita atau informasi yang diterima dari media sosial melalui Google di internet. Namun, ada pula yang menanyakan kebenaran fakta berita yang diterimanya dengan bertanya kepada tokoh masyarakat, keluarga atau kerabat, aparat keamanan, tokoh agama, hingga ahli di bidangnya. 

Adapun vaksinasi Covid-19 memiliki sejumlah manfaat bagi tubuh, menurut Kementerian Kesehatan. Di antaranya yakni dapat merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko terjadinya penularan Covid-19. Lalu, ketika tertular Covid-19 dampaknya tidak berat, serta bisa mendorong imunitas kelompok (herd immunity).

Laporan dari Pusat Penelitian dan Audit Nasional Perawatan Intensif menunjukkan bahwa, jika seseorang tak divaksinasi kemungkinan bisa 60 kali lebih besar masuk rumah sakit dan menjalani perawatan intensif akibat terinfeksi Covid-19.

Temuan ini cukup mengejutkan, terlebih varian Omicron tengah melonjak di beberapa negara termasuk Indonesia. Mengutip dari Express.co.uk, kelompok usia lansia yang paling rentan terhadap Covid-19 karena sistem kekebalan tubuh mereka yang melemah sehingga memiliki kondisi tersebut membuat mereka lebih rentan tertular virus.

Maka dari itu, vaksinasi penting dilakukan untuk mengurangi potensi dirawat di rumah sakit dan kematian akibat Covid-19. Pemerintah terus mendorong masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi guna melindungi masyarakat dari virus corona. Apalagi, rasio vaksinasi Covid-19 penuh di Indonesia masih tergolong rendah di Asia Tenggara.

Data Our World in Data menunjukkan, rasio vaksinasi penuh Covid-19 di Indonesia baru mencapai 41,46% per 3 Januari 2022. Angka ini jauh tertinggal dengan Brunei Darussalam dan Singapura yang memvaksinasi penuh warganya masing-masing 87,29% dan 87%.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira