Advertisement
Advertisement
Analisis | Orang Miskin dan Perempuan Lebih Sulit Keluar dari Krisis Ekonomi Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Orang Miskin dan Perempuan Lebih Sulit Keluar dari Krisis Ekonomi

Foto: Joshua Siringo-ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Indonesia dalam tahap pemulihan ekonomi imbas dari pandemi Covid-19. Meski demikian, pemulihan tidak merata. Kelompok masyarakat rentan dan perempuan paling terkena dampak pandemi. Mereka lebih sulit keluar dari penurunan pendapatan akibat krisis ekonomi.
Vika Azkiya Dihni
5 Januari 2023, 17.23
Button AI Summarize

Kondisi ini dikhawatirkan akan memperburuk kesehatan, termasuk bisa meningkatkan penurunan berat badan anak (wasting) dan tinggi badan rendah (stunting).

Prevalensi kerawanan pangan lebih tinggi terjadi pada rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan, yang memiliki anggota keluarga lanjut usia, dan terdapat anak-anak.

Ketidaksetaraan Gender

Pandemi Covid-19 juga telah menyebabkan kemunduran perempuan di pasar tenaga kerja. Dengan kata lain, perempuan secara tidak proporsional dirugikan dalam pasar kerja karena pandemi.

Proporsi pekerja perempuan yang menyatakan berhenti pada 2022 dibandingkan 2019 (sebelum pandemi) empat kali lebih banyak dibandingkan proporsi pekerja laki-laki.

Alasan responden laki-laki yang tidak melanjutkan pekerjaan pada 2022 sebagian besar disebabkan oleh alasan terkait Covid-19. Sementara mayoritas perempuan yang tidak lagi bekerja pada 2022 dilaporkan karena memikul beban pekerjaan rumah tangga.

Salah satunya seiring pemberlakuan sekolah daring selama pandemi. Para ibu membantu anak-anak mereka mengerjakan tugas sekolah yang menjadi pekerjaan rumah tangga tambahan.

Tercatat sebanyak 65% anak mengandalkan ibu mereka untuk membantu selama sekolah daring, dibandingkan dengan 24,5% anak yang mengandalkan ayah. Kemudian sebanyak 69,9% keluarga juga menyerahkan tanggung jawab melakukan pekerjaan rumah tangga kepada perempuan. 

Memerangi Ketidaksetaraan Pemulihan

Athia Yumna, Wakil Direktur Bidang Penelitian dan Penjangkauan the SMERU Research Institute, mengungkapkan bahwa pemerintah perlu mengatasi ketimpangan ekonomi dengan meningkatkan program bantuan sosial.

“Program perlindungan sosial perlu diperluas dan ditingkatkan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat,” katanya.

Sementara Maniza Zaman, perwakilan UNICEF Indonesia, menambahkan pentingnya meningkatkan sistem perlindungan sosial. Di samping juga mengatasi krisis pembelajaran dan memastikan pendidikan anak-anak penyandang disabilitas tidak tertinggal saat negara pulih dari Covid-19 dan menghadapi dampak krisis global. 

“Ini merupakan kunci Indonesia untuk menjadi salah satu dari 10 ekonomi terbesar dunia pada 2030, mencapai status berpenghasilan tinggi, dan mengurangi kemiskinan hingga mendekati nol.”

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira