Advertisement
Advertisement
Analisis | Otak-atik Kans Calon Wakil Presiden di Ajang Pilpres 2024 Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Otak-atik Kans Calon Wakil Presiden di Ajang Pilpres 2024

Foto: Joshua Siringo ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Sampai saat ini belum ada bakal capres yang sudah menentukan calon pasangannya untuk berlaga di Pilpres 2024. Survei elektabilitas oleh sejumlah lembaga menunjukkan Ridwan Kamil memiliki tingkat keterpilihan tinggi. Namun otak-atik nama bakal cawapres masih digodok karena belum ada pasangan yang memiliki elektabilitas di atas 50%, sebagai syarat memenangi pilpres. Siapa pasangan yang berpeluang paling besar meraih suara tertinggi?
Reza Pahlevi
21 Maret 2023, 08.15
Button AI Summarize

Ridwan Kamil baru kalah saing dalam basis pemilih Anies Baswedan, meski tipis. Sebanyak 27,6% memilih AHY untuk mendampingi Anies, sedikit lebih tinggi dibanding 26,2% pemilih Anies yang menginginkan Ridwan Kamil sebagai cawapres.

Siapapun Cawapresnya, Elektabilitas Ganjar Tertinggi

Meski ada preferensi terhadap satu tokoh sebagai cawapres, ternyata tidak berpengaruh besar terhadap elektabilitas pasangan capres-cawapres. Simulasi untuk tiga pasangan yang dilakukan Charta Politika menemukan Ganjar tetap teratas siapapun cawapresnya.

Charta Politika melakukan simulasi yang memasangkan Ganjar dengan empat cawapres dalam surveinya pada Desember 2022. Keempat cawapres ini adalah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Ridwan Kamil, dan Prabowo.

Hasilnya, pasangan Ganjar-Airlangga dapat meraih suara 34,6%, duet Ganjar-Erick meraih 33,8%, dan Ganjar-Ridwan Kamil meraih 35,3%. Berpasangan dengan Ridwan Kamil mendatangkan suara terbanyak dibandingkan dengan dua cawapres lainnya tetapi tidak begitu signifikan.

Sementara, Anies terus berada di peringkat dua dalam empat simulasi yang memasangkannya dengan AHY, Ahmad Heryawan, dan Ridwan Kamil. Anies mendapat suara terbesar jika menggandeng Ridwan Kamil, tetapi masih belum membuatnya unggul dari Ganjar.

Hasil simulasi juga menunjukkan kemungkinan besar jika ada tiga pasangan, pilpres akan berlangsung dua putaran. Ganjar dan Anies kemungkinan bertarung di putaran kedua. Ini karena tidak ada satupun pasangan capres-cawapres yang dapat meraih suara di atas 50% dalam simulasi ini.

Dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, Anies juga pernah menempuh pemilihan hingga putaran dua. Kalah dari Ahok dalam putaran pertama, Anies menang dalam putaran kedua dengan menarik suara AHY yang gugur dalam putaran pertama.

Peluang Prabowo Berpasangan dengan Ganjar

Simulasi dalam survei Charta Politika juga menunjukkan simulasi yang memasangkan Ganjar dan Prabowo. Hasilnya, berpasangan dengan Ganjar dapat menjadi kesempatan terbesar bagi Prabowo memenangkan Pilpres untuk pertama kalinya.

Dalam simulasi tersebut, pasangan Ganjar-Prabowo dapat mendulang suara hingga 45,3%. Persentase ini juga jauh lebih besar dibanding simulasi pasangan Ganjar lainnya.

Meski begitu, suara tersebut masih belum cukup untuk memenangi pilpres dalam satu putaran. Memenangi pilpres dalam satu putaran perlu memiliki suara lebih dari 50% dengan 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.

Apakah Prabowo bersedia dicalonkan sebagai wapres, alih-alih capres? Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan Gerindra terbuka memasangkan Prabowo dan Ganjar tetapi dengan satu syarat.

“Pak Prabowo calon presiden,” kata Hashim yang juga adik Prabowo ini, pada Minggu, 12 Maret seperti dikutip dari Antara.

Di sisi lain, Prabowo tidak punya kesempatan besar untuk menang dalam kesempatan pilpres ketiganya jika menggandeng cawapres dari PKB. Baik Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar maupun Khofifah tidak dapat mendongkrak suara Prabowo, bahkan hanya untuk mengungguli Anies.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira