Meski tidak menang di semua provinsi, koalisi Prabowo yang beranggotakan Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PBB, PSI, dan Garuda tetap unggul di seluruh Kalimantan. Mereka memiliki 39,96% suara untuk keseluruhan provinsi.
Sementara, koalisi Ganjar Pranowo (PDIP, PPP, Perindo, Hanura) memiliki 33,92% suara dan koalisi Anies (Nasdem, PKB, PKS) memiliki 23,45% suara.
Kandang Banteng
Unggulnya Ganjar di dua provinsi tidak terlepas dari kekuatan partainya sendiri, PDIP. Secara wilayah, PDIP adalah partai dengan persentase suara terbanyak di Kalimantan. Partai berlogo banteng ini memiliki 23,48%. Ini bahkan lebih besar dari persentase koalisi Anies yang beranggotakan tiga partai.
Dominasi PDIP ini terlihat juga dari jaraknya ke partai peraih suara kedua dan ketiga terbanyak. Golkar dan Gerindra yang tergabung dalam koalisi Prabowo masing-masing “hanya” memiliki 13,97% dan 10,81%. Dalam koalisi Anies, Nasdem adalah peraih suara tertinggi di Kalimantan. Namun, itu pun hanya 9,21%.
Yang membuat koalisi Ganjar tidak dapat unggul di Kalimantan adalah suara dua partai pendukungnya yang rendah. PPP hanya memiliki 5,52% dan Perindo 3,06% suara.
Keunggulan PDIP juga terlihat di tiga provinsi, Kalimantan Barat, Tengah, dan Utara dengan perolehan suara di atas 20%. Dia memiliki 28,7% suara di Kalimantan Barat, 29,4% di Kalimantan Tengah, dan 22,5% di Kalimantan Utara.
Golkar unggul di dua provinsi lainnya, yakni 17,1% di Kalimantan Selatan dan 20,1% di Kalimantan Timur. Meski begitu, PDIP hanya kalah tipis di dua provinsi ini. PDIP memiliki 16,7% di Kalimantan Selatan dan 20,1% di Kalimantan Timur.
Editor: Aria W. Yudhistira
