Advertisement
Advertisement
Analisis | Tanpa Dominasi Partai Pendukung di Maluku dan Papua, Siapa Capres yang Unggul? Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Tanpa Dominasi Partai Pendukung di Maluku dan Papua, Siapa Capres yang Unggul?

Foto: Katadata/ Ilustrasi/ Bintan Insani
Persaingan suara di Maluku dan Papua berlangsung ketat. Ini lantaran tidak ada koalisi partai pendukung capres yang unggul mutlak dibandingkan koalisi lainnya.
Puja Pratama
14 Februari 2024, 10.10
Button AI Summarize

 

Di sisi lain, mitra koalisi Nasdem, yakni PKB dan PKS tidak mampu mengimbangi koleksi suara koalisi Prabowo. PKB memang berhasil mengoleksi 12,2% di Papua, sekaligus memperoleh posisi ketiga. Namun, PKS hanya mendapatkan 1,6% suara. 

Di Papua Barat, suara PKB hanya 4,9% dan berada di posisi keenam. Adapun PKS hanya memperoleh 2,6

Sementara itu, akumulasi suara partai koalisi Ganjar-Mahfud, baik di Papua dan Papua Barat merupakan yang terendah. Di Papua Barat, akumulasi suara partai koalisi Ganjar-Mahfud hanya mencapai 20,3%, dan di Papua Barat jumlahnya lebih kecil lagi dengan hanya 17,6%.

Sengit di Maluku dan Maluku Utara

Selisih akumulasi suara partai koalisi tiap capres di Maluku dan Maluku Utara tak berselisih jauh. PDIP memang keluar sebagai pemenang pemilu di Provinsi Maluku Utara pada 2019 dengan perolehan 20,4%. Disusul oleh Nasdem dan PKS yang merupakan koalisi Anies-Muhaimin dengan perolehan suara masing-masing 12,8% dan 10,1%.

Namun, akumulasi suara partai tertinggi diraup oleh koalisi Prabowo-Gibran dengan perolehan 36,9% karena jumlah partai koalisi lebih besar. Sementara akumulasi Ganjar - Mahfud dan Anies - Muhaimin hanya selisih 2,5 persen.

Sementara di Maluku, koalisi Ganjar-Mahfud unggul dengan akumulasi suara mencapai 33,8%. Jika melihat data, hal ini disebabkan oleh faktor menangnya PDIP di Maluku pada Pemilu 2019 dengan perolehan 17,7%, dan minimnya suara partai koalisi 02 untuk meraup banyak suara di Maluku. 

Perebutan suara di Maluku terbilang sengit, karena suara koalisi Ganjar-Mahfud hanya selisih 0,8% dengan perolehan partai koalisi Prabowo. Sementara, akumulasi perolehan suara koalisi Anies-Muhaimin hanya terpaut 4% dari koalisi Prabowo.  

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira