Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menyumbang 11,2 juta suara pemilih untuk Pemilu 2024 atau setara 5,47% suara nasional. Jika melihat per provinsi, Bali menyumbang 3,27 juta suara atau 1,6% suara nasional, NTB menyumbang 3,92 juta suara (1,91%), dan NTT menyumbang 4,01 juta suara (1,96%).
Khusus NTT, dibagi dalam dua daerah pemilihan (dapil), yaitu NTT I yang meliputi Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Sumba Timur, Sumba Barat, Rote Ndao, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Sabu Raijua, Malaka, dan Kota Kupang. Total pemilih di dapil tersebut mencapai 1,82 juta orang.
Sedangkan NTT II daftar pemilihnya mencapai 2,18 juta suara. Dapil ini meliputi Kabupaten Alor, Flores Timur, Sikka, Ende, Ngada, Manggarai, Lembata, Manggarai Barat, Nagekeo, dan Manggarai Timur.
Pada Pemilu 2019, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berhasil memerahkan Bali dengan perolehan 54,6% suara. Sedangkan di NTB, Gerindra berhasil mengungguli partai lain dan mendulang 16,5% suara. Partai NasDem berhasil menjadi yang tertinggi merebut 20% suara masyarakat NTT.
Jika suara partai di Pemilu 2019 dikalkulasikan dalam peta koalisi partai Pemilu 2024, koalisi pasangan Ganjar Pranowo – Mahfud MD tampak unggul di Bali, dengan mengumpulkan mayoritas 60,1% suara. Sedangkan di NTB dan NTT, koalisi pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka unggul dengan dengan 46,5% suara di NTB dan 34% suara di NTT.
Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, elektabilitas pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar tampak tinggi di NTB dengan 32,5%. Walaupun masih kalah dengan Prabowo-Gibran yang elektabilitasnya mencapai 52,8%. Pasangan ini juga unggul di NTT dengan 51,4%. Sedangkan elektabilitas Ganjar-Mahfud unggul di Bali dengan elektabilitas mencapai 56,8%.
Bali
Provinsi Bali telah lama menjadi basis suara PDIP. Sejak 1999, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri selalu memenangkan mayoritas suara di pulau ini. Masyarakat Bali memiliki kedekatan dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang menjadi cikal bakal PDIP.
Editor: Aria W. Yudhistira
