Advertisement
Advertisement
Analisis | Benarkah VOC Perusahaan Terkaya di Dunia Sepanjang Masa? - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Benarkah VOC Perusahaan Terkaya di Dunia Sepanjang Masa?

Foto: Joshua Siringo-ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Tak gampang menentukan perusahaan terkaya di dunia sejak dulu kala hingga saat ini. Apakah itu Microsoft atau Alibaba? Atau benarkah itu VOC, perusahaan Belanda yang berkantor pusat di Batavia (sekarang Jakarta) dan menguasai perdagangan produk rempah, perkebunan, hingga budak yang terentang dari Eropa, Afrika, sampai Asia?
Aria W. Yudhistira
20 Oktober 2021, 06.30
Button AI Summarize

Perusahaan terkaya di dunia sepanjang masa (pernah) ada di Indonesia. Bahkan jika 20 perusahaan terkaya di dunia saat ini—seperti Apple, Microsoft, Alphabet, Alibaba, hingga Tesla—digabung jadi satu tidak dapat menandingi kekayaannya. Perusahaan ini bernama Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), perusahaan dagang Belanda yang berkantor pusat di Batavia (sekarang Jakarta).

Perusahaan yang berdiri pada 1602 itu didaulat sebagai perusahaan terkaya. Kekayaannya mencapai 78 juta gulden yang jika disesuaikan dengan nilai saat ini setara dengan US$ 7,9 triliun. Kalau kita konversi ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp 14.000), angkanya mencapai Rp 110,6 kuadriliun atau lengkapnya Rp 110.600.000.000.000.000 ,-. Angka yang fantastis, karena tidak hanya lebih kaya dari perusahaan-perusahaan top dunia, tetapi juga lebih besar dari produk domestik bruto (PDB) Jepang dan tujuh kali PDB Indonesia pada 2019.

Informasi ini bermula dari artikel di kanal Motley Fool pada 20 Maret 2013, kemudian direproduksi oleh banyak kanal media seperti Visualcapitalist.com, Howmuch.net, Dutchreview, serta jaringan media ekonomi Belanda RTLNieuws. Di Indonesia, informasi ini digaungkan lagi oleh Kompas.com, Liputan6, Suara, National Geographic Indonesia, serta goodnewsfromindonesia.

Seolah-olah berita ini adalah kabar baik dari Indonesia. Bukankah seharusnya ironi, mengingat VOC kerap menggunakan senjata untuk memuluskan kegiatan bisnisnya. VOC juga merupakan cikal bakal kolonialisme Belanda di Nusantara.

Perusahaan Terkaya di Dunia

Ada tiga pertanyaan dari data fantastis tersebut. Pertama, bagaimana asal usul kekayaan konglomerasi yang juga memiliki sayap di Eropa, Afrika, dan Asia tersebut? Permasalahannya, belum ada kajian otoritatif tentang sejarah VOC yang telah menyebutkan nilai kapitalisasi sepanjang perusahaan itu berdiri. Bahkan artikel di Motley Fool tidak menyebutkan dari mana angka 78 juta gulden berasal.

Tulisan tersebut hanya berargumentasi bahwa, kapitalisasi VOC melonjak ketika terjadi gelembung di pasar saham Eropa pada 1637. Ketika itu, harga saham VOC meroket hingga 1.200% dalam peristiwa yang dikenal dengan nama “Tulip Mania”, yakni spekulasi harga umbi bunga tulip yang menyebabkan skandal di pasar keuangan Belanda pada waktu itu.

Namun menurut Jan De Vries dan Ad Van der Woude (1997), harga saham VOC pada dekade 1630-an justru sedang turun. Rata-rata nilainya di bawah 200 gulden per lembar yang dipengaruhi oleh penerimaan perusahaan yang merosot. Lodewijk Petram (2011) mencatat harga saham VOC hanya sebesar 297 gulden pada November 1637, dan baru naik ke posisi 539 gulden pada 1648.

Informasi ini sekaligus membuktikan bahwa kenaikan harga saham sebesar 1.200% yang terjadi pada 1637 adalah keliru. Harga saham tertinggi dalam sejarah VOC terjadi satu abad berikutnya, yakni pada dasawarsa 1720-30. Harga saham pada waktu itu rata-rata sebesar 742 gulden per saham, kemudian sempat mencapai harga 1.100-1.200 gulden meski lalu turun lagi. Lihat grafik dari Global Financial Data di bawah ini.

Grafik saham VOC

Kedua, berapa nilai kekayaan VOC sebenarnya? Kita mungkin hanya dapat menaksir kekayaan kongsi dagang ini berdasarkan perkembangan harga saham. 

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira