Advertisement
Advertisement
Analisis | Masyarakat Makin Sadar Bahaya Hoaks Covid-19 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Masyarakat Makin Sadar Bahaya Hoaks Covid-19

Foto: Joshua Siringo-ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Kesadaran masyarakat terhadap bahaya hoaks vaksin meningkat setelah diri atau lingkungan terdekatnya terpapar Covid-19. Kini mayoritas orang menyaring terlebih dulu berita yang diterima sebelum disebarkan kembali di media sosial.
Cindy Mutia Annur
6 Januari 2022, 18.43
Button AI Summarize

Dua tahun pandemi Covid-19 melanda dunia, berita bohong alias hoaks masih marak bertebaran. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan ribuan isu hoaks Covid-19 dan sebaran kontennya di media sosial sepanjang 2020-2021. Sebagian besar sudah ditindaklanjuti dengan mencabut konten-konten tersebut.

Dedy Permadi, juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, mengatakan dampak maraknya kabar bohong tersebut menyebabkan banyak warga yang enggan divaksinasi. Padahal vaksinasi merupakan salah satu cara utama untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Banyak masyarakat yang takut efek samping vaksinasi yang marak di media sosial. “Ini terjadi akibat berbagai informasi tidak benar yang tersebar di ruang digital,” ujar  Dedy dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) - KPCPEN, Kamis 30 Desember 2021 lalu.

Hal ini turut dirasakan Febi Purnamasari (30). Kedua orang tuanya termakan hoaks vaksin Covid-19 dari sejumlah grup WhatsApp. Hoaks tersebut di antaranya terkait bahaya penggunaan vaksin Sinovac buatan Tiongkok hingga efek samping vaksin yang dapat menyebabkan kematian.

Alhasil, kedua orang tua Febi enggan mengikuti program vaksinasi yang diselenggarakan pemerintah maupun pihak kantor. Mereka pun akhirnya tertular Covid-19 dan dirawat di rumah sakit pada Juni tahun lalu, ketika gelombang kedua corona menyerang Indonesia.

“Setelah terkena Covid-19, orang tua saya berbeda sekali dan langsung ikut vaksin tiga bulan setelah sembuh. Mungkin karena sudah merasakan menderitanya sakit Covid-19, jadi baru tersadarkan pentingnya vaksinasi dan menjadi lebih taat prokes,” ujar Febi kepada Katadata.co.id, Selasa 4 Januari 2022.

Mulai meningkatnya kesadaran warga tersebut senada dengan hasil survei Katadata Insight Center (KIC), Google Initiative, dan Asparindo. Mayoritas masyarakat kini sudah semakin sadar akan pentingnya vaksinasi Covid-19.

Tercatat, sebanyak 91% responden menilai bahwa vaksinasi efektif untuk menangkal virus Covid-19. Sementara, sebanyak 8,5% responden ragu-ragu dan 0,6% responden tak setuju vaksin bisa menangkal corona.

Kemudian, sebanyak 93% responden mengatakan vaksin yang digunakan di Indonesia aman bagi tubuh. Sementara, sebanyak 6,3% responden ragu-ragu dan 0,3% responden tidak setuju terhadap keamanan vaksin bagi tubuh.

Adapun survei ini dilakukan terhadap 1.061 pedagang pasar di 34 provinsi Indonesia. Survei ini dilakukan pada 10-30 November 2021 melalui survei online dengan metode non-probability sampling.   

Survei ini juga menunjukan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap vaksin untuk menyembuhkan Covid-19 tergolong baik. Mayoritas atau 46,7% responden mengatakan pernah mendengar dan percaya bahwa vaksin dapat menyembuhkan virus corona.

Namun, masih ada pula masyarakat yang percaya sejumlah hoaks terkait vaksin Covid-19. Misalnya, vaksin Covid-19 tak diperlukan jika masih menjaga pola hidup sehat (16,8%), hanya konspirasi bisnis (12,4%), dan dapat menyebabkan meninggal dunia (9,8%).

Hoaks lainnya yakni vaksin Covid-19 membuat daya tahan tubuh lemah dan mudah sakit (7,7%), diragukan kehalalannya (7,2%), serta menyebabkan penyakit Covid-19 (6,5%).

Lalu, sebanyak 6,2% mengatakan dapat meningkatkan stamina pria (6,2%), diikuti diproduksi massal sehingga kemampuannya tidak baik (4,1%), mengandung magnet (2,5%), mengandung chip/alat pemantau (2,2%), membuat menjadi robot (1,6%), mengandung boraks dan formalin (1,6%), mengandung magnet (5%), dan membuat mandul (1,3%).

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira