Faisal Basri: Harga Minyak Mentah Turun, Kenaikan BBM Maksimal Rp 2.500

Nur Farida Ahniar
4 November 2014, 13:08
BBM Subsidi
Arief Kamaludin|KATADATA

KATADATA ? Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menghitung kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi lebih aman berada di kisaran Rp 2.000- Rp 2.500. Hal ini dipengaruhi tren turunnya harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP).

Menurut Faisal, dengan asumsi ICP sebesar US$ 105 per barel dalam APBN Perubahan 2014, porsi subsidi yang ditanggung pemerintah mencapai Rp 4.500 per liter. Sedangkan hingga Oktober 2014 rata-rata harga ICP sebesar US$ 90 per barel. Dengan demikian besaran subsidi pemerintah mencapai Rp 3.000 per liternya. "Sehingga kan subsidinya tetap ada, tidak dihilangkan," tutur Faisal kepada Katadata, Senin (3/11).

Kisaran harga itu juga menurut Faisal sudah memperhitungkan pergerakan nilai tukar rupiah. Dalam APBN 2014, asumsi nilai tukar sebesar Rp 11.600 per dolar AS. Sedangkan posisi nilai tukar hingga Oktober lalu di kisaran Rp 12.000 per dolar AS.
"Nilai tukar juga harus dihitung karena berpengaruh langsung terhadap harga dan anggaran," ujarnya.

Menurut data Tim Harga Minyak Indonesia yang tertera di situs Kementerian ESDM, harga rata-rata minyak mentah Indonesia bulan Oktober mencapai US$ 83,72 per barel. Angka itu turun US$ 11,25 per barel dari US$ 94,97 per barel pada bulan September 2014. (Baca: Pemerintah Tetap Naikkan Harga BBM Meski ICP Turun)

Tak hanya Faisal, riset Bank Danamon juga menilai kenaikan harga BBM tidak perlu terlalu besar. Berdasarkan pehitungan Danamon, harga keekonomian/pasar BBM bersubsidi saat ini Rp 8.750 per liter, dengan asumsi ICP US$ 90 per barel dengan asumsi kurs Rp 12.000 per dolar AS. 

"Dulu yang semula perlu kenaikan Rp 3.000-3.500 untuk saat ini hanya Rp 2.000-Rp 2.500," tulis Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina dalam risetnya.

Danamon memandang pemerintah hanya perlu menaikkan harga BBM bersubsidi Rp 2.000. Hal ini berdasarkan kemungkinan harga minyak dunia masih bisa melemah, sejalan dengan permintaan global yang menurun dan pasokan minyak OPEC yang masih tinggi. Namun dia mengingatkan pemerintah masih memiliki risiko kenaikan harga minyak atau pelemahan nilai tukar. 

Menurut perhitungan Danamon, penurunan harga minyak dunia dan kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000 bisa menghemat anggaran pemerintah sekitar RP 14,3 triliun dahun ini (dampak hanya bisa dirasakan dua bulan terakhir yaitu November dan Desember). Namun untuk tahun depan, APBN 2015 yang masih bisa direvisi, bisa menghasilkan penghematan sebesar Rp 92 triliun yang dapat dialihkan untuk pos yang lain. Dengan kenaikan Rp 2.000, inflasi diperkirakan mencapai 7-7,5 persen akhir tahun. 

Sebelumnya, pemerintah sendiri memproyeksikan ICP akan menurun ke tingkat US$ 102 per barel. Harga minyak mentah dalam anggaran perubahan 2014 diproyeksikan sebesar US$ 105 per barel. Kepala Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Freddy R. Saragih mengatakan tren penurunan harga minyak dunia justru baru berdampak terhadap perhitungan anggaran negara tahun 2015. Dia menjelaskan perhitungan harga keekonomian BBM terkait dengan penyusunan anggaran negara selama ini mempertimbangkan unsur seperti harga produksi, distribusi, transportasi dan pajak.

(Baca Opini: Prof. Mohamad Ikhsan : Kenaikan Harga, Instrumen Peredam Konsumsi BBM )

Reporter: Petrus Lelyemin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...