Kreskros, Produk Fesyen Bergaya dari Sampah Plastik Kresek

Dini Hariyanti
31 Oktober 2018, 18:00
kreskros
kreskros.com

Kantong plastik tak selalu berujung menjadi sampah yang butuh ratusan tahun untuk diurai dalam tanah. Di tangan Deasy Esterina, kresek menjelma menjadi produk fesyen bergaya dan memiliki karakter.

Bukan daur ulang sampah (recycle) melainkan peningkatan nilai tambah dan kegunaan (upcycle), demikian kekuatan karakter jenama Kreskros. Merek ini berasal kata kresek dan crochet (salah satu teknik merajut).

"Ciri Kreskros memang rajutan. Materialnya saya ganti, bukan benang tapi plastik kresek. Ternyata (masalah sampah) plastik ini mendesak. Jadi, saya maksimalkan limbah kantong plastik menjadi barang bernilai jual tinggi," tutur Deasy kepada Katadata.co.id, akhir pekan lalu.

(Baca juga: Perempuan Dominasi Kepemilikan Usaha pada Ekonomi Kreatif)

Deasy mengaku, gagasan untuk menghadirkan produk fesyen dengan merek Kreskros diperoleh secara tidak sengaja. Sekitar setahun usai tamat kuliah, tepat pada Oktober 2014, ide membuat rajutan berbahan kantong plastik muncul untuk pertama kali.

Keterampilan merajut memang sejak lama dimiliki Deasy tetapi sebatas membentuk obyek persegi saja. Hasil rajutan ini dikembangkan menjadi produk fesyen berupa tas. Tidak seluruh bagiannya berupa rajutan melainkan dipadukan dengan bahan lain.

Deasy pertama kali menampilkan karyanya ke publik melalui suatu acara di Surabaya, Jawa Timur dan ternyata ludes dibeli pengunjung. Alhasil, perempuan asal Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah ini terpikir untuk lebih serius menggarap produk berbahan sampah plastik tersebut.

Bukan gencar memproduksi barang lebih banyak, dia justru mengambil jeda selama 1,5 tahun. "Tidak vakum sebetulnya, justru saya menggarap rencana bisnis lebih serius. Saya memutuskan bikin produk unisex dengan ciri khas warna monokrom," ujar Deasy.

(Baca juga: Sebelum Membuat Rencana Bisnis Pastikan Punya Tiga Hal Ini)

Setelah rencana bisnis digarap, dia selanjutnya bergerilya mencari sumber bahan baku, yakni kantong plastik. Berbekal sekitar Rp 10 juta, alokasi modal awal ini diprioritaskan untuk membeli peralatan termasuk mesin jahit dan bahan baku.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...