Nomor Identitas Tunggal Kian Mendesak untuk Mencegah Peretasan
Pemilihan umum (pemilu) 2019 dihiasai kabar peretasan akun media sosial dan ponsel beberapa tokoh publik, salah satunya Ustad Abdul Somad (UAS). Menurut Peneliti Keamanan Siber Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha, kondisi ini menunjukkan urgensi dari single identity number.
Dengan nomor identitas tunggal, nomor seluler atau akun media sosial akan terintegrasi dengan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP). “Kalau terjadi peretasan, mudah sekali mengambil alih nomor seluler atau akun media sosial,” kata Pratama kepada Katadata.co.id, Kamis (18/4).
(Baca: Akun Politikus Diretas, Rudiantara: Kami Siap Bantu)
Single Identity Number menjadi penting karena berdasarkan Global Cybersecurity Index (GCSI), Indonesia menempati peringkat 41 terkait keamanan siber pada 2018. Padahal Singapura dan Malaysia menempati urutan teratas negara yang paling aman dari sisi siber, di Asia Pasifik.
(Baca: Terhambat 14 Kementerian, Nomor Kependudukan Sulit Terwujud)
Menurutnya, pemerintah perlu mengatasi ini supaya investasi tetap mengalir ke Indonesia. “Efek peretasan cukup panjang, terutama bagi investor yang menjadikan keamanan siber sebagai salah satu faktor penting berinvestasi. Jangan sampai karena kasus peretasan marak terjadi pada tokoh publik menjadikan Indonesia tak aman,” ujarnya.
Tiga Metode Peretasan dan Perlunya Korban Melapor
Kasus peretasan ponsel seperti yang dialami Abdul Somad bisa saja terjadi. Menurut Pratama, ada tiga metode peretasan ponsel. Pertama, mengambil alih nomor seluler menggunakan malware atau secara langsung menggunakan lewat USB.
Kedua, menggunakan perangkat lunak (software) tertentu guna memanipulasi SMS. Ketiga, melakukan kloning nomor seluler. “Segera lapor ke provider agar segera dihentikan akses simcard yang dikloning. Dengan begitu, provider bisa mengembalikan akses tunggal ke pemilik nomor,” ujarnya.
(Baca: Serangan Siber Makin Meningkat Menjelang Pemilihan Umum)
Hal senada disampaikan oleh Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ferdinandus Setu. Bukan hanya operator, korban bisa melapor ke polisi atau Kementerian Kominfo. “Kami tetap akan koordinasi dengan polisi dalam membantu proses penyidikan kasus korban,” ujar dia.
Sejauh ini, instansinya belum menerima laporan peretasan akun media sosial maupun ponsel dari tokoh publik. Padahal, sebelum Abdul Somad, ada beberapa tokoh politik yang menyampaikan akun media sosialnya diretas seperti mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu, bekas Menteri BUMN Dahlan Iskan, dan beberapa anggota Partai Demokrat.
(Baca: Facebook dan Twitter Jelaskan Banyaknya Akun Politikus yang Diretas)
Seingatnya, hanya anggota Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno (BPN) Ferdinand Hutahean yang melapor ke Kementerian Kominfo. “Dia lapor dua minggu lalu. Lapor tentang akun Twitter-nya,” kata Ferdinandus.
Korban peretasan bisa melaporkan kasusnya di bagian Subdit Penyidikan dan Penindakan, Direktorat Pengendalian Ditjen Aplikasi Informatika, di lantai dua Kantor Kementeria Kominfo. Nantinya, korban diminta untuk melaporkan kronologi peretasan yang menimpanya.
(Baca: Said Didu Sebut Akun Medsos Miliknya dan Pendukung Prabowo Diretas)
Salah satu perusahaan telekomunikasi, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), menyatakan komitmennya untuk menjaga keamanan nomor ponsel pengguna. “Kami siap membantu kepolisian dan pihak terkait untuk melakukan penelusuran lebih lanjut atas dugaan peretasan tersebut,” ujar GM External Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin.
Adapun Abdul Somad mengeluhkan ponselnya diretas melalui akun Instagram-nya @ustadzabdulsomad pada saat Pemilu. “Nomor handphone saya dibajak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Harap hati-hati dan waspada atas berbagai bentuk penipuan yang mengatasnamakan saya,” ujar dia lewat akun Instagramnya, Rabu (17/4).
(Baca: Badan Siber Paparkan Tiga Potensi Ancaman Pemilu 2019)
UAS menjelaskan, nomor ponselnya mengirimkan SMS yang memuat dukungannya terhadap pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin. Ia pun mengunggah gambar SMS tersebut di Instagram-nya.