Sri Mulyani: Dampak Pelemahan Global, Penerimaan Negara Cuma Naik 0,5%

Rizky Alika
17 Mei 2019, 09:47
pendapatan pajak 2019 turun, penerimaan negara turun, sri mulyani
ARIEF KAMALUDIN I KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan turunnya pendapatan negara pada April 2019 karena dampak memburuknya perekonomian global.

Kementerian Keuangan mencatat pendapatan negara hingga April lalu mencapai Rp 530,7 triliun atau hanya tumbuh 0,5% dibandingkan bulan yang sama 2018. Padahal angka pertumbuhan untuk periode serupa tahun lalu mencapai 13,3%. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, melemahnya pertumbuhan itu menunjukkan tanda memburuknya ekonomi global. "Dampaknya ke penerimaan negara," kata dia dalam konferensi pers Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita di kantornya, Jakarta, Kamis (16/5).

Capaian pendapatan itu mencakup 24,51% terhadap target tahun ini yang sebesar Rp 2.165,1 triliun. Secara rinci, penerimaan pajak pada April 2019 sebesar Rp 387 triliun, atau tumbuh hanya 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Padahal pertumbuhan dua tahun sebelumnya untuk periode serupa mencapai angka dua digit.

Jumlah penerimaan pajak itu baru mencapai 24,5% dari target APBN 2019. Penerimaan dari Pajak Penghasilan (PPh) migas mencapai Rp 22,2 triliun atau tumbuh 5,2% secara tahunan. Angka ini sekitar 33,5% dari target, jauh lebih rendah dibandingkan capaian pada April 2018 sebesar 55,3% dari target.

(Baca: Penerimaan Negara Lesu, Defisit Anggaran April 2019 Capai Rp 101 T)

Sri Mulyani mengatakan, penerimaan migas terkena dampak dari harga minyak dunia yang turun, yaitu US$ 62,44 per barel pada April atau di bawah asumsi awal APBN sebesar US$ 70 per barel. Hal ini juga diperburuk dengan lifting (penyaluran) minyak yang hanya mencapai 735,4 ribu barel per hari hingga April, lebih rendah dari asumsi 775 ribu barel per hari.

"Jadi harga minyak lebih rendah, asumsi minyak kuat, dan lifting rendah. Sektor migas terkena tiga imbas itu sehingga penerimaan sektor migas lebih rendah," ujarnya.

Selain PPh migas, penerimaan pajak juga ditopang oleh pajak non migas sebesar Rp 364,8 triliun atau tumbuh tipis 0,8% dibandingkan tahun lalu periode yang sama. Capaian tersebut sebesar 24,1% dari target.

Sri Mulyani menyoroti penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) dalam komponen pajak non migas tersebut. Sebab, penerimaan PPN mencapai Rp 129,9 triliun atau melambat 4,3%. Angkanya baru mencapai 19,8% dari target sebesar Rp 655,4 triliun.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...