Ditopang Tiga Sektor, IHSG Diprediksi Tembus 6.800 pada Akhir Tahun

Hari Widowati
24 Mei 2019, 07:08
Bursa Saham
Arief Kamaludin|Katadata
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun ini diperkirakan bisa mencapai level 6.800 poin.

PT Bahana Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menyentuh level 6.800 poin pada akhir 2019. Prediksi ini dibuat berdasarkan proyeksi pertumbuhan laba emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 13,4%.

Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi mengatakan, pertumbuhan laba emiten-emiten bursa tersebut dua kali lipat dibandingkan rerata pertumbuhan laba dalam sembilan tahun terakhir yang sebesar 6,6%. "Saat ini IHSG ditransaksikan dengan price earning (P/E) ratio 13,5 kali. Target IHSG 6.800 berdasarkan P/E 15,5 kali yang didukung pertumbuhan laba yang tinggi," kata Lucky dalam Media Gathering Bahana Sekuritas, di Jakarta, Kamis (23/5).

Advertisement

Beberapa sektor yang dinilai akan menopang pergerakan IHSG sepanjang tahun ini adalah sektor infrastruktur, industri dasar, dan perbankan. Sektor infrastruktur mendapatkan sentimen positif dari kepastian berlanjutnya pembangunan proyek-proyek infrastruktur pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kebutuhan pendanaan infrastruktur untuk lima tahun ke depan mencapai US$ 412 miliar atau sekitar Rp 5.768 triliun. Hal ini akan memastikan perusahaan-perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai target kumulatif kontrak (order book) untuk menggarap proyek-proyek infrastruktur. Pembangunan infrastruktur juga akan mendorong permintaan terhadap semen.

Emiten perbankan turut terangkat oleh sentimen positif keberlangsungan proyek infrastruktur ini karena pada 2014-2018 mereka gencar memberi pendanaan ke sektor ini. Di sisi lain, likuiditas perbankan semakin ketat sehingga mereka akan lebih selektif dalam penyaluran kredit. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), loan to deposit ratio (LDR) industri perbankan pada akhir April 2019 mencapai 93%, turun 100 bps dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 94%.

(Baca: Menentukan Arah Investasi Pasca-Pemilu 2019)

Dampak Perang Dagang AS-Tiongkok

Meski prospek bursa cukup cerah, ada faktor eksternal yang harus diwaspadai. Dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-Tiongkok terhadap perekonomian Indonesia. AS dan Tiongkok merupakan mitra dagang utama yang menyumbang 25% dari total ekspor Indonesia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement