Ancaman Resesi Global Mereda, Bursa Saham Asia Naik Tapi IHSG Turun

Happy Fajrian
20 Agustus 2019, 13:31
bursa asia, ihsg, ancaman resesi
ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato
Pejalan kaki terpantul di kaca yang menunjukkan grafik indeks saham di luar bursa saham di Tokyo, Jepang, Selasa (6/8/2019).

Bursa saham di kawasan Asia hingga siang hari ini mayoritas bergerak naik seiring dengan sedikit meredanya kekhawatiran investor terhadap ancaman resesi ekonomi global. Namun dua indeks terpantau bergerak turun yakni indeks harga saham gabungan (IHSG) dan PSEi Filipina.

Ketika berita ini ditulis, indeks Strait Times Singapura naik 0,35%, Shanghai Composite naik tipis 0,03%, Hang Seng 0,08%, serta Nikkei 0,48%. Indeks Kospi Korea Selatan sementara ini naik paling tinggi 0,92%. Sedangkan IHSG mengakhiri sesi I perdagangan turun 0,06%, dan PSEi turun paling dalam 1,15%.

Kekhawatiran investor terkait ancaman resesi ekonomi global sedikit mereda setelah beberapa negara ekonomi besar seperti Tiongkok, Jerman, dan Amerika Serikat (AS) mengeluarkan kebijakan stimulus untuk mencegah terjadinya resesi.

Di Tiongkok, People’s Bank of China (PBOC) atau bank sentral Tiongkok, memutuskan untuk menurunkan suku bunganya pada Sabtu (17/8) lalu. Hal ini bertujuan agar pelaku usaha di sana dapat mendapatkan kredit bank dengan bunga yang lebih murah demi mendorong perekonomian yang telah terkena dampak perang dagang dengan AS.

(Baca: Dapat Angin Segar dari Tiongkok dan Jerman, Bursa Saham AS Naik Tinggi)

Sementara itu Pemerintah Jerman memutuskan untuk mengambil kebijakan defisit anggaran, meninggalkan kebijakan anggaran berimbang yang dipakai sebelumnya, juga untuk mendorong perekonomian yang terkena dampak perang dagang.

Dengan kebijakan tersebut, Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa pemerintah Jerman dapat mengalokasikan tambahan anggaran belanja sekitar 50 miliar euro atau US$ 55 miliar, untuk disuntikkan ke dalam perekonomiannya.

Sedangkan pemerintah AS tengah mempertimbangkan untuk memberikan potongan pajak penghasilan untuk memberikan stimulus pada perekonomiannya. Langkah tersebut mengikuti Tiongkok dan Jerman untuk menangkal risiko resesi yang mulai terlihat tandanya di AS.

“Ada harapan untuk kebijakan moneter yang lebih longgar di berbagai negara di dunia. Dan hal ini akan memberikan bantalan kepada pasar terhadap berbagai ketidakpastian yang berkembang akhir-akhir ini,” kata ekonom Sumitomo Mitsui Asset Management, Masayuki Kichikawa dilansir dari Reuters.

(Baca: IHSG Hari ini Diramal Turun, Saham Bank dan Energi Direkomendasikan)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...