Gojek Klaim Sudah pada Jalur yang Tepat Untuk Mulai Mencetak Profit

Cindy Mutia Annur
20 Januari 2020, 15:10
gojek, gofood, gopay, keuntungan
Katadata/desy setyowati
GoJek mengklaim bahwa perusahaan telah berada jalur yang tepat untuk mulai mencetak keuntungan.

GoJek mengklaim bahwa perusahaan sudah pada jalur yang tepat untuk mencetak keuntungan atau profit meskipun tidak didukung permodalan yang kuat seperti kompetitornya, Grab, namun berbekal pada upaya efisiensi dalam menjalankan usahanya.

Chief Executive Officer GoPay (CEO) GoPay Aldi Haryopratomo mengatakan dengan modal yang relatif tidak besar tersebut membuat Gojek dianggap sebagai 'underdog'. "(Fokus) itu telah terbayar. Itu sebenarnya salah satu manfaat dari menjadi pemain 'underdog' di pasar ini, ”ujar Aldi seperti dikutip dari DealStreetAsia, Sabtu (18/1).

Advertisement

Aldi mengatakan bahwa sepanjang 2019 perusahaan tumbuh sangat baik yang merupakan buah dari upaya efisiensi untuk memaksimalkan setiap rupiah modal dan setiap detik waktu pengembang perusahaan, selama sembilan tahun GoJek berdiri.

Pasalnya, sejak didirikan pada 2010, GoJek hanya mengumpulkan US$ 3 miliar atau sekitar Rp 42 triliun modal dalam 12 putaran pendanaan. Angka tersebut mungkin terlihat besar jika dibandingkan dengan perusahaan teknologi lainnya di Indonesia.

(Baca: Bukan Promosi, Gojek Fokus 3 Layanan untuk Dorong Transaksi di 2020)

Namun jumlah tersebut hanya sepertiga dari jumlah pendanaan yang didapatkan kompetitornya, Grab, sebesar US$ 9 miliar atau Rp 126 triliun dalam 29 putaran. Berbekal permodalan yang kuat tersebut Grab pun berekspansi secara agresif pada awal 2013 baik secara organik maupun anorganik melalui akuisisi operasional Uber di Asia Tenggara.

Sedangkan GoJek, dengan permodalan yang jauh lebih kecil, hanya fokus di pasar Indonesia hingga akhir 2018 ketika perusahaan akhirnya memutuskan untuk berekspansi ke beberapa negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand. 

Aldi menjelaskan, strategi efisiensi GoJek merupakan tuntutan dari pemodal, yang terdiri dari perusahaan investasi swasta seperti Northstar, KKR, dan Warburg Pincus, yang mendorong perusahaan menggunakan permodalannya secara bijaksana. “Kami tidak memiliki neraca keuangan raksasa yang dapat memberikan dukungan tanpa batas," ujar Aldi.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement