KLB Campak Terus Berulang, Jokowi Tawarkan Opsi Relokasi Warga Asmat

Dimas Jarot Bayu
Oleh Dimas Jarot Bayu - Yuliawati
24 Januari 2018, 16:34
Jokowi Papua
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kanan) meninjau Jalur Trans Papua menggunakan motor trail sejauh 7 km di ruas jalan Wamena-Habema, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (10/5/2017).

Elisa mengatakan proses relokasi bukan hal yang mudah. "Karena terkait budaya adat istiadat, hak ulayat, dan bagaimana mereka menanam dan sebagainya," tambah Elisa.

Elisa menjelaskan, fasilitas kesehatan seperti Puskesmas tersedia di semua ibu kota distrik (kecamatan). "Kami harap masyarakat ada di kampung, bukan di hutan atau di mana, kami tidak bermaksud memindahkan mereka dari kampung, jauh ke tempat yang jauh dari wilayah mereka," ungkap Elisa.

(Baca: Kaya Emas dan Ada Freeport, Masyarakat di Papua Paling Tak Bahagia)

Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan relolasi yang paling mungkin adalah memperbaiki tempat masyarakat di dalam satu distrik dengan membangun perumahan dan jalan. "Tapi untuk pindah ke tempat lain tidak bisa," kata Lukas.

Menteri Kesehatan Nina Moeloek mengunjungi Papua pada Rabu (24/1). Nina mengatakan pemerintah akan mencari solusi jangka panjang atas campak yang terus terjadi berulang. Saat ini hanya tersedia 12 dokter dan satu dokter spesial di Asmat.

KLB campak dan gizi buruk terjadi di Kabupaten Asmat sejak September 2017 yang mengakibatkan 68 balita dan anak meninggal dunia. Pada 1-11 Januari 2018, ratusan pasien yang terkena penyakit campak telah menjalani perwawatan, sebanyak 393 orang diantaranya menjalani rawat jalan dan 175 orang diantaranya terpaksa harus menjalani rawat inap.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...