Konflik AS-Iran Memanas, Chevron Tarik Pekerja Ekspatriat dari Irak

Image title
7 Januari 2020, 08:48
Chevron, Amerika Serikat, Iran, migas
Agung Samosir|KATADATA
Ilustrasi, logo Chevron. Chevron harus menarik pekerja ekspatriat dari blok migas di Irak setelah hubungan Amerika Serikat dan iran semakin memanas pasca terbunuhnya komandan militer Iran Qassem Soleimani.

Hal ini menandakan Iran siap membalas serangan AS. Dalam sejarah Syiah, bendera merah merupakan simbol pertumpahan darah yang tidak adil dan menjadi panggilan untuk membalaskan dendam orang yang tewas.

(Baca: Dampak Ekonomi Konflik AS-Iran, Harga Minyak hingga Bitcoin Melonjak)

Pengibaran bendera merah tersebut merupakan yang pertama kali terjadi dalam sejarah Iran setelah negara tersebut bersumpah akan menuntut balas atas kematian Jenderal Soleimani. Seperti dilansir metro.co.uk, ribuan orang yang mengantarkan jenazah Soleimani ke pemakaman menggumamkan kutukan terhadap tindakan AS, Minggu (5/1).

AS menuding Soleimani merencanakan serangkaian serangan yang bisa membahayakan pasukan AS dan para diplomat di Timur Tengah. Ia juga dinilai bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan AS dan sekutunya sejak mereka melakukan invasi ke Irak pada 2003.

Pasukan elite Quds memiliki jaringan di Irak, Lebanon, Afghanistan, dan Yaman. AS menyebut Soleimani dan pasukannya sebagai teroris. Dibawah kepemipinan Soleimani, pasukan tersebut justru dinilai berjasa membantu pasukan Suriah memukul mundur ISIS pada tahun lalu. Minggu (5/1) malam, Trump mengirim tambahan 3.000 pasukan ke Kuwait untuk memperkuat keberadaan militer AS di Timur Tengah.

(Baca: Harga Saham Sektor Pertambangan Melesat Imbas Konflik AS - Iran)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...