Harga Batu Bara Anjlok, Bukit Asam Efisiensi Kurangi Stripping Ratio
Namun untuk melakukan perubahan asumsi tersebut, PTBA saat ini masih menunggu persetujuan dari induk holding-nya, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Perlu diketahui bahwa laba bersih perusahaan tergerus pada kuartal I yaitu sebesar 21% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu menjadi Rp 16,2 miliar. Laba usaha turun 30% menjadi Rp 20 miliar, pendapatan turun 7,5% menjadi Rp 75 miliar. Namun, beban usaha naik 18% menjadi Rp 53 miliar.
Harga batu bara dunia dan dalam negeri saat ini mengalami tren penurunan harga. Tren ini sudah terjadi sejak akhir tahun lalu. Misalnya saja harga batu bara Newcastle pada akhir tahun 2018 sebesar US$ 100 juta per ton, hingga Juli 2019 harga berangsur turun menjadi US$ 77 per ton.
Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang digunakan sebagai acuan penjualan batu bara kalori tinggi yakni 6.300 pun ikut terdampak. Pada Agustus 2018 HBA sempat menyentuh US$ 107,83 per ton. Mulai Oktober berangsur turun hingga Juli 2019 berada di level US$ 71,92 per ton. Setelah itu, naik tipis pada bulan ini menjadi US$ 72,67 per ton.
(Baca: Bukit Asam Naikkan Investasi Tahun Ini Jadi Rp 6,5 Triliun)