Babak Baru Alotnya Proyek Smelter Freeport meski Sudah Ganti Juragan

Image title
7 September 2020, 16:23
smelter freeport, pandemi corona, mind id
123rf
Ilustrasi digital. PT Freeport Indonesia meminta penundaan penyelesaian pembangunan fasilitas pemurnian mineral atau smelter dari 2023 ke 2024.

Freeport pun secara resmi telah melayangkan surat permohonan penundaan kepada Kementerian ESDM sejak April lalu. Adapun permohonan tersebut disikapi pemerintah dengan langsung melakukan kunjungan di awal September ini ke proyek tersebut.

Seusai melakukan kunjungannya, Menteri ESDM Arifin Tasrif justru meminta Freeport segera menyelesaikan proyek tersebut. "Saya berharap smelter PT Freeport ini bisa segera selesai. Kami akan terus mendorong karena jika ini selesai, maka dapat mendorong industri hilirnya berkembang," ucapnya.

Hingga akhir 2018, Indonesia baru memiliki 27 smelter. Dari jumlah itu sebanyak 17 smelter merupakan pengolahan hasil tambang nikel dan 4 smelter besi. Sisanya merupakan smelter tembaga, bauksit dan mangan. Fasilitas pemurnian yang masih dalam perencanaan berjumlah 30 seperti terlihat pada grafik Databoks di bawah ini.

Proyek Tambang Terdampak Pandemi

Tak hanya Freeport, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), yang merupakan pengendali tambang tembaga dan emas Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat, juga meminta penundaan pembangunan smelter. Perusahaan mengirimkan surat pengajuannya pada April lalu.

Smelter konsentrat tembaga itu targetnya beroperasi pada 2022. Tapi Amman meminta penundaan hingga 18 bulan karena terdampak pandemi Covid-19.

Berdasarkan paparan dari BUMN tambang pada rapat dengar pendapat bersama Komisi VII pada 30 Juni lalu, setidaknya ada enam proyek tambang yang terpaksa tertunda pembangunannya lantaran pandemi corona.

Pertama, fasilitas pengolahan dan pemurnian smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah dengan nilai investasi sebesar US$ 841 juta serta berkapasitas 1.000 kilo tonnes per annmum (ktpa) alumunia.

Selain itu, ada proyek pengembangan tungku reduksi smelter dan refinery alumina. Adapun, proyek itu membutuhkan nilai investasi sebesar US$ 107,7 juta dengan penambahan kapasitas produksi hingga 30 ktpa aluminium.

Berikutnya, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Proyek ini berkapasitas 2 x 621,72 MW dengan investasi mencapai US$ 1,68 miliar. Proyek ini dikerjakan oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bermitra dengan China Huadian Corporation.

"Mitra kami dari Tiongkok mengalami penundaan. Kalau sudah terbuka pergerakan dari sana bisa segera melanjutkan proyek itu," ujar Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak.

Kemudian, proyek smelter feronikel (FeNi) oleh Antam yang membutuhkan investasi sebesar US$ 289 juta. Konstruksinya telah mencapai 97,98%, tapi pembangunan smelter berkapasitas 13,5 ribu ton Ni itu ditunda karena pasokan listrik terganggu.

Selanjutnya, proyek smelter tin ausmelt di Bangka Barat yang berkapasitas 40 ribu ton crude tin dengan nilai investasi US$ 80 juta. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada tahun depan. Adapun pengerjaan engineering procurement and construction (EPC) direncanakan bakal berlanjut pada Oktober 2020.

"Peralatan sudah sampai tetapi untuk pembangunan menunggu dibukanya kesempatan kontraktor untuk ke sana. Semoga bisa dalam waktu dekaat karena EPC dikerjakan Wika," ujar Orias.

Terakhir, smelter tembaga dan Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia. Smelter yang berlokasi di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIPEE) Gresik ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 3 miliar dengan kapasitas smelter dua juta ton per tahun (konsentrat tembaga) dan kapasitas PMR 6000 ton/tahun (lumpur anoda).

Hanya PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang tampaknya masih mengerjakan proyek smelter di Pomalaa dan Bahodopi sesuai target. Namun, pekerjaannya belum sampai pembangunan. Perusahaan menargetkan penyelesaian semua persyaratan dan perizinan akan tuntas pada semester I-2021. 

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...