Dalih Berulang Freeport Soal Lambannya Pembangunan Smelter

Image title
15 Oktober 2020, 18:29
smelter freeport, inalum, mind id, kementerian esdm
123RF.com/Thodonal
Ilustrasi. PT Freeport Indonesia menyebut pembangunan fasilitas pemurnian mineral atau smelter tembaga yang sedang dikerjakan sebagai proyek yang merugikan.

Di sisi lain, ia melihat perusahaan melakukan hal tersebut untuk tidak mengganggu bisnis smelter tembaga Freeport di Amerika Serikat dan Spanyol. Karena itu, ia ragu pembangunannya dapat terealisasi tepat waktu. “Seharusnya alasan Freeport tak mau bangun smelter bisa menjadi dalih pemerintah tidak memperpanjang kontrak,” ucapnya.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli berpendapat klaim kerugian US$ 300 juta yang Freeport klaim harus dipelajari dengan detail. Pemerintah bisa saja memberikan insentif apabila diperlukan untuk merealisasikan smelter tersebut. "Apakah ada hal-hal yang menambah beban biaya pembangunan smelter tersebut atau lainnya," kata dia.

Berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM, progress pembangunan pabrik pemurnian Freeport baru mencapai 5,86%. Kegiatan konstruksinya saat ini terpengaruh dampak pandemi Covid-19. Pasokan barang dan tenaga kerjanya terganggu karena terjadi pembatasan mobilitas orang di beberapa wilayah terkait proyek tersebut.

Sebagai informasi, Freeport telah beroperasi di Indonesia sejak 1973. Pasca divestasi 21 Desember 2018, sebanyak 51% saham perusahaan tambang emas dan tembaga itu dikuasai negara.

Freeport Indonesia merupakan perusahaan tambang emas terbesar di dunia. Cadangan mineralnya diperkirakan mencapai US$ 161,15 miliar. Jumlah itu terdiri dari tembaga sebesar 38,6 miliar juta pon, emas 33,8 juta ons, dan perak 152,6 juta ons.

Volume penjualan tembaga dan emasnya pada semester I-2020 mengalami penurunan. Hal ini berlawanan dengan kinerja produksinya yang justru meningkat.

Produksi tembaga Freeport mencapai 321 juta pon, naik 18,88% dibandingkan semester pertama tahun lalu. Untuk produksi emasnya naik 7,91% menjadi 314 ons.

Freeport Berkomitmen Bangun Smelter

Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia Riza Pratama menyebut pihaknya tetap berkomitmen untuk membangun smelter. Perusahaan sedang mengajukan penundaan proyek karena terdampak pandemi corona. "Perusahaan bersama kontraktor bekerja sama dengan pemerintah (ESDM) sedang melakukan adjustment yang diperlukan," ujarnya.

Sekretaris Perusahaan Inalum atau MIND ID Rendi Witular sebelumnya menyebut kemajuan pembangunan smelter Freeport hingga Januari 2020 mencapai 4,88%, sedikit lebih tinggi dari rencana 4,08%. “Freeport telah menyelesaikan tahapan front end engineering design (FEED) dan pematangan lahan proyek, serta tahap memulai aktifitas advance detail engineering," kata dia beberapa waktu lalu.

Namun, dalam enam bulan terakhir ada kegiatan yang terkait persiapan dan pembangunan yang terhambat atau terbengkalai sama sekali. Hal ini mengakibatkan pencapaian kemajuan pembangunan smelter di Gresik untuk periode hingga Juli 2020 baru 5,86% atau tidak memenuhi target 10,5%.

Freeport pun secara resmi telah melayangkan surat permohonan penundaan kepada Kementerian ESDM sejak April lalu. Permohonan ini disikapi pemerintah dengan langsung melakukan kunjungan di awal September ini ke proyek tersebut.

Seusai melakukan kunjungannya, Menteri ESDM Arifin Tasrif justru meminta Freeport segera menyelesaikan proyek tersebut. "Saya berharap smelter PT Freeport ini bisa segera selesai. Kami akan terus mendorong karena jika ini selesai, maka dapat mendorong industri hilirnya berkembang," ucapnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...