Proyek Smelter Jadi Kunci Rencana Jokowi Melarang Ekspor Bijih Tembaga

Image title
9 November 2021, 18:12
ekspor bijih tembaga, smelter, larangan ekspor, minerba
Wahyu Dwi Jayanti | KATADATA
Suasana pabrik pemurni tembaga PT Smelting, Gresik, Jawa Timur.

Secara aspek legal, pelarangan ekspor tersebut sebenarnya sudah tercantum dalam UU tahun 2009 lalu. Artinya, jika pemerintah masih memperbolehkan ekspor hingga batas waktu yang telah ditentukan, maka pemerintah justru melanggar ketentuan yang mereka buat sendiri.

Sementara, di aspek sosial, ekonomi dan politik, pelarangan ekspor bijih tembaga akan berdampak cukup besar. Mengingat bahwa PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral, merupakan dua perusahaan yang saat ini masih mendapat izin ekspor barang mentah keluar negeri.

"Perusahaan yang beroperasi di Papua dan Pulau Sumbawa ini, mempunyai jumlah karyawan dan kontraktor yang sangat banyak, serta rantai pasok yang besar. Penghentian operasi dari kedua perusahaan ini, jelas akan berdampak pada aspek sosial, ekonomi dan politik," kata dia.

Oleh sebab itu, pemerintah harus menghitung lebih matang untuk mengantisipasi hal itu, dan lebih aktif dan serius mendorong dan memfasilitasi pelaku usaha di sektor tembaga. Terutama agar realisasi pembangunan pabrik smelter mereka dapat rampung sebelum batas akhir larangan ekspor tersebut berlaku.

Ketua Umum Indonesian Mining Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo menilai pada dasarnya nilai tambah harus dioptimalkan dalam pengelolaan sumber daya alam minerba. Meski demikian, semuanya juga harus diletakkan pada kemampuan teknologi, keuangan dan kesiapan SDM.

"Dengan kondisi global saat ini dan kepentingan berbagai negara atas manfaat tembaga, tentu masalah teknologi, keuangan dan SDM dapat disiapkan," ujarnya.

Apalagi, cadangan tembaga di Indonesia terbilang relatif kecil, hanya sekitar 3% dari cadangan dunia, jauh di bawah Cile yang punya cadangan terbesar yakni 23%, Peru 10%, Cina 8%, Amerika Serikat 6%. Namun produksi smelter tembaga dan konsumsi tembaga yang terbesar saat ini adalah Cina.

"Sampai saat ini keutuhan tembaga lebih untuk peralatan, sebagian besar untuk produk elektronik dan pembangunan gedung," katanya.

Indonesia sebagai salah satu tujuh besar pemilik cadangan tembaga dunia, perlu melangkah secara strategis dengan mengoptimalkan nilai tambah cadangan tembaga. Oleh sebab itu ia setuju dengan keinginan Jokowi ke depan dalam mengelola cadangan tembaga.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...