PLN Hemat Rp37 T dari Negosiasi Ulang Operasi Pembangkit Listrik 2021

Muhamad Fajar Riyandanu
13 Juni 2022, 14:19
pln, pembangkit listrik
ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.
Ilustrasi pembangkit listrik.

Kelebihan pasokan listrik akan semakin besar seiring mulai masuknya proyek 35.000 megawatt (MW) atau 35 gigawatt (GW) ke dalam sistem kelistrikan nasional. Darmawan mengungkapkan tahun ini akan ada tambahan pasokan listrik sebesar 6 GW di Jawa dari proyek 35 GW.

Sementara tambahan permintaan listrik diperkirakan hanya mencapai 800 MW. Artinya ada kelebihan pasokan listrik sekitar 5 GW. “PLN saat ini mengalami oversupply yang luar biasa. Akan ada gap (jarak) yang besar mencapai 5 GW antara suplai listrik dan demand (permintaan),” ujarnya beberapa waktu lalu, Rabu (23/2).

masalah kondisi kelebihan pasokan ini akan semakin memburuk seiring pengembangan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) yang akan menambah suplai listrik jika permintaan listrik tidak ada.

Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Fabby Tumiwa mengatakan bahwa tagihan pembelian listrik PLN dari IPP melalui kebijakan take or pay terus meningkat sejak 2019. Bahkan diperkirakan mencapai Rp 102-103 triliun tahun lalu.

Menurut Fabby, skema pembelian listrik dari pihak swasta melalui kebijakan tersebut cukup mengerikan. Pada 2019 misalnya, total pembayaran ke sejumlah IPP yang didominasi batu bara mencapai Rp 83,56 triliun. Pada 2020, naik lagi menjadi Rp 98,65 triliun. “Ini beban luar biasa," ujar Fabby.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...