Saudi Aramco Cetak Laba Rp 2.478 T pada 2022, Setara APBN Indonesia
Di sisi lain belanja modal Aramco naik 18% menjadi US$ 37,6 miliar pada tahun 2022 dan perusahaan memperkirakan pengeluaran tahun ini sekitar US$ 45-55 miliar termasuk investasi eksternal. Aramco mengumumkan dividen sebesar US$ 19,5 miliar untuk kuartal keempat, naik 4% dari kuartal sebelumnya.
Harga minyak melonjak pada Maret tahun lalu karena invasi Rusia ke Ukraina meningkatkan aliran minyak mentah global, dengan patokan internasional Brent mencapai US$ 139,13 per barel, tertinggi sejak 2008. Harga mendingin dengan cepat pada paruh kedua tahun 2022 karena bank sentral menaikkan suku bunga dan memicu kekhawatiran resesi.
Aliansi produsen minyak OPEC+, yang dipimpin oleh Arab Saudi, sepakat tahun lalu untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari dari November hingga akhir 2023 untuk mendukung pasar.
Keputusan tersebut menuai kritik keras dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, tetapi dinamika pasar sejak saat itu telah menunjukkan bahwa pemotongan tersebut dilakukan dengan hati-hati dengan harga minyak melayang mendekati US$ 80 per barel dari level tertinggi di atas US$ 100 pada 2022.
Nasser mengatakan bahwa pasar minyak akan tetap seimbang dalam jangka pendek hingga menengah. Kapasitas cadangan tetap ketat di 2 juta barel per hari, sementara permintaan bahan bakar jet meningkat bersamaan dengan pembukaan kembali Cina dari pembatasan ketat Covid-19.
"Jika Anda mempertimbangkan Cina membuka dan mengambil bahan bakar jet dan kapasitas cadangan yang sangat terbatas, kita berbicara tentang 2 juta barel, jadi seperti yang saya katakan kami sangat optimis dalam jangka pendek hingga menengah dan pasar akan tetap seimbang," kata dia.