SKK Migas Belum Terima Kepastian soal Alih Kelola Blok Masela dan IDD
Proyek IDD ditaksir punya potensi produksi mencapai 844 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) untuk gas alam dan minyak bumi 27.000 barel per hari (bopd). Sementara Blok Masela dilaporkan memiliki cadangan gas sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF). "Nanti kalau sudah ada info lebih lanjut, akan segera kami sampaikan," ujar Hudi.
SKK Migas juga masih terus berdikusi dengan Pertamina dan Shell untuk mempercepat proses divestasi aset ladang gas tersebut. "Sampai saat ini kami masih menunggu proposal terkait divestasi hak partisipasi Shell di Blok Masela," kata Hudi.
Sebelumnya, SKK Migas melaporkan kabar positif terkait kelanjutan proyek IDD dan pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela. Kepastian mengenai keberlanjutan pengelolaan dua proyek hulu migas tersebut akan ditentukan dalam kesepakatan kunci pada April 2023.
"IDD sekarang masih proses dan rencananya SPA akan direncanakan tanda tangan di April ini. Kami sedang menunggu hari -hari ini," kata Kepala SKK Migas, Dwi Soejipto dalam konferensi pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I tahun 2023, Senin (17/4).
Sementara terkait alih aset 35% saham Blok Masela dari Shell kepada konsorsium Pertamina dan Petronas, Dwi mengungkapkan bahwa konsorsium akan segara menyampaikan klausul perjanjian yang mengikat atau binding offer paling lambat pada pekan ketiga April.
Nantinya, konsorsium Pertamina dan Petronas akan berkolaborasi dengan Inpex Corporation sebagai operator sekaligus pemegang saham mayoritas Blok Masela.
"Masela sekarang sudah dalam proses, April ini diharapkan nanti di minggu ketiga ada penyerahan mengenai penawaran Pertamina. Karena memang Pertamina sudah lebih besar kepastiannya untuk berkonsorsium," ujar Dwi.