RI Berpeluang Tekan Impor Migas Melalui Pemanfaatan Bioetanol

Happy Fajrian
15 Juni 2023, 15:16
bioetanol, impor migas, bbm
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.
Pengendara menunjukkan kartu kode QR saat membeli BBM bersubsidi di SPBU Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Senin (30/1/2023).

Dia menyarankan pengembangan industri bioetanol perlu dikembangkan konsep pabrik bioetanol yang terintegrasi. Hal ini meliputi kombinasi sistem panas dan energi, pemanfaatan by product, serta pengelolaan atau pemanfaatan limbah.

Selain itu untuk meningkatkan keekonomiannya perlu pula diupayakan adanya co-product, sehingga tercipta industri berkelanjutan yang menerapkan prinsip-prinsip biorefinery yang diupayakan menghasilkan energi, pangan, dan bahan bermanfaat lainnya.

“Pada akhirnya industri ini bukan hanya menghasilkan bioetanol saja tetapi menjadi industri terintegrasi berbasis sagu,” tukas Agus.

Perkembangan Impor Migas Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan volume impor minyak dan gas (migas) Indonesia meningkat 5,61 juta ton menjadi 47,74 juta ton pada 2022, sedangkan volume ekspornya turun 8,66% menjadi 24,56 juta ton.

Alhasil, volume perdagangan migas nasional mengalami defisit 23,18 juta ton pada 2022. Volume defisit tersebut meningkat 52,13% dibanding 2021, sekaligus menjadi defisit terbesar sejak 2010.

Dalam dua dekade terakhir, Indonesia pertama mencatat defisit perdagangan migas pada 2013, kemudian di tahun-tahun berikutnya defisit kian melebar seperti terlihat pada grafik berikut:

Pada 2022 nilai impor migas Indonesia juga melonjak 58,32% menjadi US$ 40,42 miliar, sementara nilai ekspor migas hanya meningkat 30,8% menjadi US$ 16,02 miliar.

Dengan demikian neraca perdagangan migas Indonesia juga mengalami defisit senilai US$ 24,4 miliar pada 2022, meningkat 83,69% dibanding nilai defisit 2021 yang hanya US$ 13,28 miliar.

Kondisi ini tampaknya terjadi karena belum ditemukannya sumur-sumur baru yang dapat mendorong lifting migas nasional, sedangkan produksi dari sumur migas existing semakin terbatas.

Di sisi lain, ekonomi domestik yang terus tumbuh membutuhkan sumber energi yang lebih banyak, jauh melampaui kemampuan produksi migas nasional. Pemerintah pun harus menambah impor minyak mentah dan minyak olahan guna memenuhi kebutuhan tersebut.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...