Anak Usaha PTPN akan Pasok Pertamina Bioetanol untuk Campuran Pertamax

Muhamad Fajar Riyandanu
26 Juni 2023, 15:21
bioetanol, pertamax, pertamina, ptpn,
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/wsj.
Seorang petugas menunjukkan harga BBM jenis Pertalite yang sudah naik menjadi Rp10 ribu per liter di SPBU Maya jalur Pantura, Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2022).

Sebelumnya, Holding BUMN Perkebunan PT Perkebunan Nusantara III (PTPN) menyampaikan kemampuan perusahaan untuk memasok etanol untuk bahan baku bioetanol sebagai bahan campuran BBM Pertamax. Namun PTPN hanya sanggup memasok 30.000 kl per tahun.

Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, mengatakan bahwa PTPN menjadi mitra Pertamina dalam program pengadaan produk bahan bakar nabati bioetanol yang bakal dipasarkan di Surabaya, Jawa Timur dalam waktu dekat.

"Pertamina kerja sama dengan kami, memang suplainya masih untuk separuh Kota Surabaya," kata Ghani di Gedung Nusantara I DPR Jakarta pada Kamis (15/6).

Suplai etanol dari PTPN kepada Pertamina akan seluruhnya berasal dari bahan baku molases yang merupakan produk sampingan dari produksi gula. Saat memproduksi gula, cairan dari tebu akan diekstraksi dan dipanaskan hingga menjadi kristal.

Molasses adalah cairan kental berwarna hitam dengan konsistensi seperti sirup yang tertinggal saat kristalisasi cairan tebu selesai.

Guna menebalkan cadangan pasokan bioetanol dalam negeri, pemerintah mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati atau Biofuel yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 16 Juni 2023.

Dalam rangka percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai biofuel, Presiden Jokowi menetapkan sejumlah peta jalan strategi, seperti peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektare melalui perbaikan praktik agrikultur berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan tebang muat angkut.

Perpres tersebut juga mengamanatkan penambahan areal lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 hektare yang bersumber dari lahan perkebunan, lahan tebu ralgrat, dan lahan kawasan hutan.

Peta jalan tersebut juga meliputi rencana jangka panjang pemerintah untuk meningkatkan produksi bioetanol yang berasal dari tanaman tebu paling sedikit sebesar 1,2 juta KL paling lambat pada 2030.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...