Indonesia Desak AS Segera Mulai Pembahasan Mineral Kritis

Hari Widowati
8 September 2023, 11:41
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (kanan), berjalan bersama Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, sebelum ASEAN Ð U.S. Summit di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Dwi Prasetya/foc.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (kanan), berjalan bersama Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, sebelum ASEAN Ð U.S. Summit di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Pemerintah Indonesia meminta Amerika Serikat untuk memulai pembicaraan terkait negosiasi dagang untuk mineral kritis sehingga ekspor dari Indonesia bisa tercakup di dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi atau Inflation Reduction Act.

Reuters melaporkan, Indonesia mengajukan permintaan ini dalam pertemuan antara Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris, di sela-sela KTT ASEAN 2023 yang berlangsung di Jakarta, Kamis (7/9).

Berdasarkan UU yang diterbitkan Maret lalu itu, AS mensyaratkan beberapa mineral kritis yang dibutuhkan untuk baterai kendaraan listrik diproduksi atau dirakit di Amerika Utara atau di negara yang menjadi mitra dagang AS. Persyaratan ini berlaku untuk kendaraan listrik yang dijual di AS agar produsennya bisa mendapatkan diskon pajak.

Indonesia tidak memiliki kesepakatan dagang dengan AS, tetapi negara yang kaya akan sumber daya mineral ini berambisi untuk menjadi pemain utama di industri kendaraan listrik maupun baterai kendaraan listrik global. "Indonesia merupakan produsen dan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia mencapai 21 juta metrik ton, sehingga Indonesia bisa menjadi pemasok untuk baterai dan kendaraan listrik di AS," ujar Jokowi, seperti dikutip oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.

Jokowi menambahkan, Indonesia mengundang AS untuk mendiskusikan Kesepakatan mengenai Mineral Kritis (Critical Mineral Agreement). Presiden Jokowi juga berharap keterlibatan Indonesia di Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang dipimpin oleh AS membuka kemungkinan bagi ekspor mineral Indonesia untuk mendapatkan "subsidi hijau" di bawah UU Pengurangan Inflasi tersebut.

Rencana untuk mengajukan kesepakatan dagang terbatas dengan AS pertama kali disampaikan oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, pada April lalu. Luhut mengatakan Indonesia ingin menawarkan kepada AS kesepakatan mengenai perdagangan mineral kritis dalam pertemuan dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen.

Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan AS akan bekerja sama dengan Indonesia untuk membangun rantai pasok yang mencakup mineral-mineral kritis yang dibutuhkan untuk mengembangkan perekonomian berbasis energi bersih. Kerja sama ini juga akan mendorong perdagangan di antara kedua negara melalui IPEF.

Reporter: Hari Widowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...