Asosiasi Sebut Sembilan Pabrik Tekstil Tutup akibat Gempuran Impor
Sementara pabrik yang memiliki pasar domestik belum memiliki kualitas yang baik untuk dieskpor. "Sehingga mau tidak mau harus jual ke domestik," ujarnya.
(Baca: Jokowi Tagih Percepatan Peta Jalan Industri 4.0 ke Para Menteri)
Saat ini, menurut dia, perang dagang antara Tiongkok dan AS membuat impor barang konsumsi semakin deras. Produk domestik pun sulit bersaing dengan produk impor akibat biaya produksi dalam negeri yang lebih tinggi, salah satunya pada biaya energi.
Oleh karena itu, API bersama dengan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) akan mengajukan kebijakan pengamanan atau safe guard untuk membatasi produk impor. Setelah diberlakukan safe guard, ia berharap industri di dalam negeri akan memiliki daya saing.
Kebijakan tersebut, menurut dia, juga perlu diiringi dengan revitalisasi dan restrukturisasi industri yang semula hanya berorientasi domestik diarahkan untuk mampu menembus pasar ekspor.