Pemerintah Siap Laporkan Diskriminasi Sawit Uni Eropa ke WTO

Image title
18 Maret 2019, 20:35
Buah Sawit
ANTARA FOTO/Akbar Tado
Pekerja memperlihatkan biji buah sawit di salah satu perkebunan sawit di Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi barat, Sabtu (25/3). Menurut pedagang pengepul di daerah tersebut, harga sawit mengalami penurunan dari harga Rp1.400 menjadi Rp1.000 per kilogram akibat kualitas buah tidak terlalu bagus.

Apalagi, yang dirugikan atas tindakan ini bukan hanya Indonesia, melainkan juga negara penghasil minyak sawit lain seperti Malaysia dan Kolombia. Dalam kasus ini, pemerintah juga akan menggalang dukungan dari negara-negara ASEAN.

(Baca: Kemendag Cabut Aturan Verifikasi Teknis Ekspor Sawit)

Lebih lanjut, Indonesia dan Malaysia akan segera mengadakan pertemuan untuk mematangkan tindak lanjut penolakan terhadap keputusan Komisi Eropa. "Presiden Jokowi telah mengangkat isu ini dan disambut Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad," katanya. 

Khusus bagi Indonesia, Uni Eropa merupakan pasar ekspor terbesar kedua setelah India. Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menunjukkan, jumlah ekspor CPO ke Uni Eropa mencapai 4,78 juta ton atau sekitar 14,92% dari total ekspor CPO. Sementara itu untuk turunannnya, ekspor mencapai 32,02 juta ton pada 2018.

Sementara ekspor ke India sebanyak 6,71 juta ton, Amerika Serikat 1,21 juta, dan negara-negara lain 6,44 juta ton.

Halaman:
Reporter: Rizka Gusti Anggraini
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...