Ekonomi Global Melambat, Neraca Dagang Januari 2019 Defisit US$ 1,16 M

Michael Reily
15 Februari 2019, 12:32
Pelabuhan Ekspor
Katadata
ilustrasi pelabuhan ekspor. Pada Januari 2019, Indonesia kembali mencatat rapor merah defisit neraca perdagangan yang disebabkan oleh anjloknya ekspor akibat tekanan perekonomian global.

Realisasi ini menyebabkan pangsa ekspor Indonesia ke India semakin menyusut dari sekitar 8,3% pada 2018 menjadi 7,93% di Januari 2019 dan Singapura yang juga menyusut dari 5,4% menjadi 4,87%.

(Baca: Biang Masalah dari Rekor Terburuk Neraca Dagang RI)

Sementara itu, periode Januari 2019 impor berhasil ditekan 2,19% menjadi US$ 15,03 miliar, jika dibandingkan Desember 2018 yang mencapai US$ 15,36 miliar. Impor juga mengalami penurunan 1,83% dibandingkan Januari 2018 yang sebesar US$ 15,31 miliar.

Lebih rinci, BPS menejalaskan impor nonmigas stagnan pada level US$ 13,34 miliar dibandingkan Desember 2018. Pada periode yang sama, impor migas turun 16,58% dari US$ 2,03 miliar menjadi US$ 1,69 miliar.

Untuk impor nonmigas, bahan baku penolong masih memiliki porsi dominan 76,21% dengan nilai US$ 11,45 miliar diikuti impor barang modal sebesar US$ 2,36 miliar dengan kontribusi 15,66% dan barang konsumsi sebesar US$ 1,22 miliar yang berkontribusi  8,13%. 

Peningkatan impor antara lain terjadi pada golongan barang bahan kimia organik, plastik dan barang dari plastik, serta besi dan baja. Namun, terjadi penurunan impor mesin pesawat mekanik, sayuran, serta gula dan kembang gula.

Peningkatan impor berasal dari Vietnam, Jerman, dan Taiwan. Sementara, penurunan impor dari Tiongkok berkurang US$ 296,7 juta,  India turun US$ 60,8 juta serta Pakistan yang juga lebih rendah US$ 53,3 juta.

Suhariyanto menyebutkan pemerintah harus melakukan langkah peningkatan ekspor dalam situasi global yang tidak menentu. "Sekarang, penurunan impor lebih landai daripada penurunan ekspor," katanya.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...