Kenaikan Suku Bunga Mengancam Penjualan Sektor Otomotif
Senada dengan Jongkie, Penasihat Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AIMSI) Gunadi Sindhuwinata juga menyebut kenaikan suku bunga dan pengetatan pembiayaan perbankan juga juga bisa mempengaruhi penjualan motor.
Menurut Gunadi, pemerintah harus tetap menjaga daya beli masyarakat. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa tetap stabil karena ada beberapa bahan baku pembuatan motor masih berasal dari impor. Sehingga jika rupiah stabil, maka biaya produksi kendaraan tak meningkat.
(Baca: Sempat turun Astra kembali incar 50 persen pangsa pasar kendaraan)
Gunadi memperkirakan penjualan sepeda motor sepanjang tahun ini bisa mencapai 6,2 juta unit, naik dibandingkan tahun lalu yang hanya 5,8 juta unit. Penjualan bisa naik hingga 6,5 juta unit tahun depan jika daya beli terjaga. "Saya rasa bisa naik sampai 5%, pengaruh transportasi online itu terjadi kepaad pasar sepeda motor," kata Gunadi.
Sementara itu, Dewan Pengawas Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia, Dennis Firmansjah, menjelaskan pembangunan infrastruktur menjadi pertimbangan postif untuk penyaluran kredit kendaraan, seperti misalnya jenis kendaraan komersial. Pembangunan akses transportasi dari rute Jakarta-Bandung atau pembangunan jalan di Sumatera hingga Papua membuat pertimbangan kredit industri ini semakin baik.
Dennis menjelaskan pembiayaan bukan menjadi masalah bagi industri lama yang sudah mendapatkan kepercayaan dalam mendapatkan kredit. "Yang susah untuk industri baru dan masyarakat kecil karena kontrolnya harus sesuai jadi tetap ada tantangan," ujarnya.