Ekspor Sawit Oktober Naik 5% Terdorong Lonjakan Permintaan Tiongkok

Michael Reily
30 November 2018, 16:22
Minyak Sawit
Agung Samosir | KATADATA
Crude Palm Oil. Produk crude palm oil yang berbahan dasar kelapa sawit dari kabupaten Landak di stand Provinsi Kalimantan Barat pada pameran Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Ji-Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (15/5).

Selain Tiongkok, ekspor sawit Indonesia juga meningkat ke Pakistan sebesar 76%menjadi 246,97 ribu ton.  Jumlah ini merupakan pengiriman terbesar selama 4 tahun terakhir. Harganya yang murah menjadi daya tarik utama yang mendorong meningkatnya permintaan Pakistan. 

(Baca: Harga CPO Anjlok, Pemerintah Bebaskan Sementara Pungutan Ekspor Sawit)

Mukti menyebutkan, ekspor sawit ke AS juga meningkat 129%, dari 58,2 ribu ton menjadi 133,46 ribu ton. "Ekspor ke AS mencatatkan kenaikan meskipun secara volume tidak besar," katanya.

Sebaliknya, ekspor ke India mengalami penuruna sebesar 12%, dari 779,44 ribu ton menjadi 698,17 ribu ton. Penurunan ekspor juga diikuti oleh Uni Eropa yang turun 8% dan Afrika anjlok 40%. Namun secara volume, India tetap menjadi pengimpor minyak sawit tertinggi dari Indonesia.

Dari sisi produksi, sepanjang Oktober, 2018  produksi masih naik 2% dari 4,41 juta ton menjadi 4,51 juta ton. Pada periode Oktober, harga masih bergerak di kisaran US$ 512,50 sampai US$ 537,50 per ton, dengan rata-rata US$ 527.10 per ton.

"Harga CPO global terus tertekan karena harga minyak nabati lain yang sedang jatuh khususnya kedelai dan stok minyak sawit yang masih cukup melimpah di Indonesia dan Malaysia ," ujar Mukti.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...