Ekspor Sawit Agustus 3,3 Juta Ton, Tertinggi Sepanjang 2018

Michael Reily
1 Oktober 2018, 19:03
sawit
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Begitu juga ekspor ke Bangladesh merosot 62% karena masih tingginya stok minyak rapeseed dan minyak bunga matahari. “Bangladesh turun drastis karena stok menumpuk masih menumpuk,” ujar Mukti.

Mukti menyampaikan produksi sepanjang bulan Agustus 2018 mencapai 4,06 juta ton, turun sekitar 5% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 4,28 juta ton. Alasannya, faktor iklim dan pola produksi bulanan juga kemungkinan disebabkan petani tidak memanen dengan maksimal karena harga yang rendah.

Secara tahunan, kinerja produksi Januari – Agustus 2018 mencapai 30,67 juta ton, melonjak sebesar 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 25,85 juta ton. Stok nasional juga masih cukup tinggi sehingga di beberapa tempat mempengaruhi perdagangan minyak sawit atau tandan buah segar.

(Baca juga: Sisi Positif Perang Dagang, Ekspor Minyak Sawit Juli Melejit)

Dampaknya, sepanjang Agustus 2018 harga bergerak di kisaran US$ 542.50 hingga US$ 577.50 per metrik ton, dengan harga rata-rata US$ 557.50 per metrik ton. “Ini merupakan harga terendah yang dibukukan sejak Januari 2016 lalu,” kata Mukti.

Harga sawit global terus tertekan karena harga minyak nabati lain khususnya kedelai dan stok minyak sawit cukup melimpah di Indonesia dan Malaysia. Gapki mengungkapkan, tingginya ekspor produk minyak sawit dan implementasi kewajiban B20 belum mampu mengurangi penurunan stok minyak sawit secara signifikan di dalam negeri.

“Pemerintah diharapkan dapat mengakselerasi implementasi perluasan B20 terhadap non-PSO yang diyakini dapat menyerap sawit  di dalam negeri dalam jumlah signifikan jika implementasi berjalan sesuai dengan rencana,” ujar Mukti.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...