Bertolak ke AS, Pemerintah Fokus Isu Perdagangan dan Tarif Bea Masuk

Michael Reily
14 Juli 2018, 12:05
Enggartiasto Lukita
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Mendag Enggartiasto Lukita (kiri) didampingi Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/5).

Indonesia juga diagendakan memenuhi undangan Duta Besar United States Trade Representatives (USTR) untuk membahas review AS terhadap negara-negara penerima Generalized System Preferences (GSP) , yang mana Indonesia merupakan salah satunya. Undangan ini merupakan hasil dari lobi secara tertulis yang dilakukan Pemerintah Indonesia.

(Baca : Ancaman Pencabutan Potongan Bea Masuk Impor AS Tak Berdampak Besar)

“Pemerintah harus sigap bertindak jika ada indikasi pasar ekspornya akan mengalami hambatan supaya ekspor tidak terganggu karena AS adalah negara mitra dagang utama kedua setelah Tiongkok,” ujar Enggar.

Kementerian Perdagangan juga akan melakukan forum bisnis bersama para pengusaha asal AS. Pertemuan bakal dilakukan pelaku usaha Kndonesia dengan US Chamber of Commerce serta pelaku usaha AS dalam format one-on-one business matching.

Menurut catatan Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia dan AS pada 2017 sebesar US$ 25,91 miliar. Ekspor Indonesia mencapai US$ 17,79 miliar dengan realisasi impor sebesar US$ 8,12 miliar. Alhasil, neraca perdagangan Indonesia terhadap AS pada tahun lalu mengalami surplus US$ 9,67 miliar.

 (Baca : Jokowi Rapatkan Kabinetnya Antisipasi Ancaman Perang Dagang Trump)

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...