Produksi Anjlok saat Pandemi, Separuh Pabrik Tekstil Terancam Tutup

Image title
5 Juni 2020, 09:40
Nyaris Tak Produksi Selama Pandemi, 50% Pabrik Tekstil Terancam Tutup.
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Pedagang menata kain tekstil dagangannya di Cipadu, Kota Tangerang, Banten, Kamis (16/4/2020). Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan industri TPT terus mencatat penurunan utilitas produksi selama pandemi corona.

Oleh sebab itu, guna meringankan usahanya, beberapa pengusaha tekah mengajukan bantuan di antaranya, relaksasi kredit perbankan, penundaan pembayaran tarif listrik selama April - September dan pemberian keringanan pajak PPH Badan 500/0 untuk tahun 2020. 

Tekanan industri tekstil tak berhenti di situ, sebelumnya API mengeluhkan maraknya impor tekstil dari Tiongkok. Ini terjaid setelah corona menghantam negeri itu dan menyebabkan permintaan domestiknya turun. 

(Baca: Industri Tekstil Bertumbangan, 80% Karyawan Sudah Dirumahkan)

Sejak produksi di Tiongkok terganggu, asosiasi telah menemukan sebanyak 17 kontainer produk tekstil masuk dari Tiongkok. Jumlah tersebut berpotensi bertambah dengan adanya penyelundupan ilegal.

Sebagian produk itu merupakan barang jadi, sehingga industri dalam negeri mengalami kesulitan menjual barang. Kondisi ini diperparah dengan lesunya permintaan produk-produk tekstil masyarakat.

Sebagai informasi, Tiongkok merupakan eksportir tekstil dan produk tekstil (TPT) terbesar ke Indonesia. Pada 2018, volume impor TPT asal Tiongkok mencapai 4.392 ton, turun 27,18% dibandingkan dengan 2017 yang mencapai 6.031 ton. Impor TPT dari Tiongkok pada 2017 sempat melonjak hingga 123,29% dibandingkan 2016 yang sebesar 2.701 ton.   

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...