Menghitung Beban Tambahan Ongkos Pengganti Kantong Plastik

Image title
Oleh Katadata Insight Center - Tim Publikasi Katadata
30 Juni 2020, 17:31
penggunaan kantong plastik
123RF.com

Masih berdasarkan survei Katadata, 97 persen responden pun sebenarnya sadar betul kalau produk pengganti kantong plastik akan lebih mahal. Namun hanya 21,9 persen yang dapat memprediksi kalau harga kantong substitusi akan membuat biaya belanja mereka meningkat di atas 30 persen. Sementara sisanya, 78,2 persen responden, beranggapan kalau biaya tambahan yang perlu mereka bayarkan masih di bawah 30 persen.

Selain harga, faktor ketersediaan dalam penggunaan juga menjadi faktor berikutnya yang menjadi pertimbangan utama UMKM dalam menggunakan kantong belanja plastik. Dalam masa pandemi ini, faktor kepercayaan pelanggan menjadi poin yang sangat penting dalam keberlangsungan bisnis UMKM. Untuk meyakinkan pelanggan atas keamanan dan kebersihan produknya, pembungkus plastik menjadi pilihan utama bagi pelaku UMKM.  Dengan menggunakan plastik, kontak langsung antara pembeli dan penjual dapat ditekan untuk menghindari penyebaran virus. Hal ini menjadikan penggunaan plastik dalam masa pandemi ini meningkat relatif cukup tinggi.

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir, penerapan pergub ini menyebabkan keresahan bagi pelaku UMKM, khususnya karena hal ini berimbas pada pemasukan dan operasional bisnis UMKM. Survei Katadata Insight Center mengungkapkan 91,7 persen responden mengalami penurunan omzet akibat penyebaran virus Corona. Bahkan 56,7 persen mengaku mengalami penurunan pemasukan sampai lebih dari 30 persen. Di sisi lain, hampir setengah dari responden survey Katadata merasakan kantong belanja ramah lingkungan masih sulit dicari.

Harapan UMKM

Dengan kondisi yang terjadi saat ini, hampir 50 persen responden berharap Pergub larangan plastik diberlakukan setidaknya sampai kondisi ekonomi pulih. “Harus bertahap dan melihat perkembangan ekonomi yang ada saat ini,” ujar salah seorang responden. Selain keadaan ekonomi pelaku UMKM, faktor-faktor yang mendukung kemudahan pelaku UMKM dalam mematuhi peraturan ini pun belum tersedia. Implementasi peraturan ini dalam masa pandemi ini menjadi tantangan tersendiri. Pelaku UMKM membutuhkan waktu untuk dapat menyesuaikan bisnisnya ke peraturan tersebut. Terlebih lagi keadaan pelaku UMKM yang masih dalam proses pemulihan bisnisnya akibat masa pandemi.

Pelaku UMKM juga menekankan pentingnya sosialisasi. Bukan hanya kepada mereka, tapi juga kepada konsumen. Imbauan untuk membawa sendiri kantong belanja perlu digalakkan lagi kalau memang penurunan produksi sampah plastik dan peningkatan kepedulian lingkungan yang ingin disasar. Apalagi, harga produk substitusi kantong plastik tidaklah murah. Para pelaku UMKM berharap ada jaminan ketersediaan dan subsidi oleh Pemprov DKI Jakarta.

Harga produk diakui mayoritas pegiat UMKM sebagai faktor utama dalam menentukan kantong pengganti plastik. Meski demikian, para pelaku UMKM tidak keberatan menjalankan penerapan pergub. Namun, dengan sejumlah syarat antara lain harga spesial bagi UMKM.

“Ada harga  khusus bagi para UMKM, sehingga bisa menjalankan Pergub tersebut dengan maksimal,” kata responden. Lainnya mengatakan, alangkah bijaksananya, jika pemerintah provinsi menanggapi niat baik para pedagang ini dengan menyiapkan juga produk pengganti kantong plastik yang tidak hanya ramah lingkungan tapi juga ramah kantong pelaku UMKM.  Dengan kondisi pelaku UMKM yang belum siap menerapkan peraturan ini, penundaan waktu implementasi atau pemberlakuan bertahap peraturan menjadi salah satu solusi untuk setiap pihak untuk mempersiapkan diri dan melakukan penyesuaian.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...